Menteri Basuki Optimistis 29 Bendungan Baru Tuntas Akhir 2019

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan 15 bendungan akan dibangun pada 2019. Sehingga sampai akhir 2019 akan selesai 29 bendungan yang beberapa di antaranya sudah dikerjakan dari 2018.

Kendati demikian, angka tersebut masih di bawah target rencana pembangunan bendungan lima tahun yakni 65 bendungan.

Bacaan Lainnya

“Insya Allah tahun 2019 akan diselesaikan lagi sebanyak 15 bendungan. Sehingga sampai akhir 2019 akan selesai 29 bendungan. Tahun 2019 juga akan dimulai pembangunan 10 bendungan baru,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi, Rabu (20/3/2019).

Menteri Basuki menjelaskan, pembangunan bendungan membutuhkan waktu antara tiga sampai lima tahun, tidak cukup satu-dua tahun saja. Sehingga sisa dari target 65 bendungan akan diselesaikan seluruhnya pada 2023.

Kebutuhan pembiayaan untuk membangun 65 bendungan tersebut diperkirakan mencapai Rp 82,5 triliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Infrastruktur bendungan sangat dibutuhkan untuk berbagai kegiatan, salah satunya di sektor pertanian.

Ia menjelaskan dari 7,2 juta hektare (ha) lahan irigasi yang ada di Indonesia, hanya 11 persen yang mendapatkan suplai air dari bendungan. Rampungnya 65 bendungan nanti akan menambah luas lahan pertanian yang mendapat suplai irigasi premium atau irigasi dari air bendungan menjadi 19 persen-20 persen.

Sementara 29 bendungan yang selesai di pengujung 2019 akan memberikan suplai pada areal irigasi seluas 258.902 ha dengan total kapasitas tampung 2,15 miliar m3. Selain itu, bendungan yang dibangun mampu mereduksi banjir 5.720 m3/detik, menyediakan suplai air baku 24,86 m3/detik dan potensi listrik 150 megawatt.

Di samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal. “Kenapa harus disuplai air bendungan, karena pola tanamnya bisa diatur, kalau tidak ada tampungan air, pola tanamnya sesuai dengan hujan yang ada. Sesungguhnya potensi air di Indonesia besar, namun keberadaanya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita butuh tampungan-tampungan air,” tuturnya.

Pos terkait