Untad Sambut 7.384 Mahasiswa Baru
PALU,PE-Ribuan mahasiswa baru Untad menyemut lapangan auditorium Untad, Selasa 18 Agustus 2015. Mengenakan seragam hitam putih, 7.384 mahasiswa itu berbondong-bondong sejak pukul 05.00 subuh untuk mengikuti orientasi akademik (ormik) yang dimulai pagi kemarin.
Layaknya sebuah tradisi ormik, selain mengenakan seragam wajib hitam putih, khusus mahasiswanya diwajibkan mengenakan peci dan berkepala plontos. Sedangkan, bagi mahasiswinya, diwajibkan mengenakan aksesoris rambut tambahan seperti pita berwarna ditambah beberapa asesoris unik lainnya.
Para mahasiswa ini merupakan sebagian dari hasil penjaringan dari tiga tahap Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) yang digelar Untad beberapa waktu lalu. Baik Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), ataupun Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan juga Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Tahun ini, terdapat sebanyak 7.899 mahasiswa baru yang diterima Untad.
Demikian diungkapkan Rektor Untad Prof DR Ir Muh Basir Cyio SE MS saat membuka ormik tersebut.
“Anak-anak tercinta kita ini adalah mereka yang lolos dari sekitar 23 ribu pelamar yang mendaftar ke Untad melalui SMPTN. Dari jumlah tersebut yang diterima hanya 7.899. Dan, dari 7.899 yang mengikuti Ormik hanya 7.384. Masih tersisa 500 maba yang tak mengikuti Ormik,” sebut Prof Basir.
Maba yang tak mengikut ormik tahun ini, akan diikutkan dalam Ormik Akademik Bhakti Lingkungan. “Tak perlu Ormik tahun depan,” tandas mantan Dekan Fakultas Pertanian Untad ini.
Dari total yang mengikuti Ormik, 15 di antaranya terdapat mahasiswa asing. Di antaranya dari Papua New Guinea (PNG), Thailand, Timor Leste dan Vietnam.
Rektor Untad berpesan kepada segenap civitas akademika Untad agar membantu para mahasiswa asing meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain, menjadi salah satu syarat bagi mahasiswa asing, ini juga akan menjadi kebanggaan bagi Untad.
‘’Kami larang mahasiswa asing pakai bahasa negaranya. Mereka harus pakai bahasa Indonesia. Karenanya dukungan semua pihak diperlukan. Bantu mereka agar bisa berbahasa Indonesia. Itu kelak yang akan menjadi bekal mereka ketika kembali ke tanah air masing-masing,” ungkapnya.
Prof Basir pun berpesan agar segenap civitas akademika Untad menjaga dan melindungi para mahasiswa asing sebagai bentuk kerjasama bilateral dengan bangsa lain. “Mohon dijaga mereka ini. Karena mereka symbol dari negara masing-masing,” pesan Rektor.
Tradisi pengenalan kampus ini dijadwalkan akan berlangsung selama empat hari. Sejak 18 hingga 21 Agustus mendatang. Ketua Panitia Ormik, Dr Suyuti berharap melalui Ormik mahasiswa baru mempersiapkan diri dan mental memasuki dunia kampus. “Tanggalkan mental saat di bangku sekolah menengah. Ormik akan mengantar kalian semua ke dunia akademik yang baru yakni dunia kampus,“ ujar Suyuti.
Peserta Ormik terbagi dalam sepuluh gugus. Menghindari praktik-praktik kekerasan selama Ormik, masing-masing gugus diawasi dan dibimbing langsung oleh sejumlah wakil dekan yang terlibat dalam panitia Ormik. (mrs)