PALU EKSPRES, PARIGI – Sebanyak 306 orang siswa-siswi SMA Negeri 1 Parigi mengikuti ujian nasional berbasis komputer yang digelar, Senin 1 April 2019.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Parigi, Abdul Muis menjelaskan, jumlah peserta yang mengikuti UNBK tersebut, dari jurusan IPA sebanyak 222 orang dan 84 orang dari IPS. Kegiatan UNBK ini kata dia, menggunakan tiga ruang kelas.
“Kita mempunyai tiga ruangan. Ruang komputer pesertanya 30 orang, ruang perpustakaan 36 orang, kemudian 36 orangnya lagi di ruangan bersama. Jadi total semuanya 306 orang,” jelas Abdul Muis saat ditemui media ini di kantornya, Senin 1 April 2019.
Dia mengatakan, dari 306 jumlah siswa yang mengikuti UNBK itu, ada satu siswa yang tidak sempat ikut dan nanti diikutkan pada ujian susulan karena mengalami kecelakaan lalulintas beberapa waktu lalu. Saat inikatanya, yang bersangkutan sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Undata Palu.
“Insya Allah hari pertama pertanggal 1 ini ada tiga sesi, hari kedua juga tiga sesi, tanggal 4 tiga sesi, dan tanggal 8 nantinya juga tiga sesi, kemudian bagi yang tidak tidak hadir, nantinya akan ikut ujian susulan pada tanggal 15 April 2019, mudah-mudahan mereka yang mengikuti UNBK ini akan mencapai kelulusan yang maksimal,” ujarnya.
Dia mengatakan, ada empat mata pelajaran yang diujikan yaitu, bahasa indonesia, bahasa inggris, matematika, mata pelajaran pilihan semua jurusan.
Kemudian untuk tingkat kelulusan lanjutnya, itu akan ditentukan dari hasil ujian sekolah berbasis nasional (USBN) dan UNBK.
“Kalau lulus di USBN, kemudian UNBK tidak maka dia tidak bisa lulus. Jadi harus lulus di USBN, lulus juga di UNBK, jadi harus dua-duanya lulus, dan nilai UNBK ini natinya akan tercantum di sertifikatnya. Sedangkan nilai di USBN akan tercamtum pada ijazah,” jelas Abdul Muis.
Ia mengaku, sejak hari pertama dilaksanakan UNBK pihaknya belum menemukan kendala baik dari jaringan listrik maupun internet.”Soal kendala tidak ada, hanya saja kita berjaga-jaga semoga tidak ada pemadaman dari PLN maupun dari internet,” katanya.
Ia menambahkan, untuk fasilitas yang digunakan di UNBK tersebut, sebagian peserta masih meminjam laptop dari siswa. “Ada kita punya komputer disini hanya sekitar 30 dan itu menurutnya tidak cukup, sehingga sisanya itu dipinjam laptop dari anak-anak dan guru yang ada di sini,” ujarnya.