Oleh Nur Sangadji (muhdrezas@yahoo.com)
SECARA ontologi, pandu bermakna sekelompok orang berjiwa kesatria, berani dan tolong menolong dengan mahluk lain. Sedangkan kesatria adalah jiwa dengan spirit pengorbanan yang tinggi untuk kebenaran.
Mereka bahkan besedia beri jiwa raga untuk kebenaran, dari pada harus berhianat.
Di hari pendidikan 2 Mei 2019 ini, saya ingin sekali menulis tentang kepanduan (baca : scout = pramuka). Sebuah organisasi extra yang menyimpan nilai nilai kebaikan untuk kehidupan. Nilai itu terpatri dalam tri satya dan dasa darmanya.
Satunya, bermakna tiga janji setia dan satunya lagi, berarti sepuluh kewajiban.
Dorongan menulis hal ini, lahir dari kehadiran saya atas undangan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah.
Mereka minta saya bicara tentang pemuda milenial, tantangan dan peluang. Pesertanya adalah para pembina kepanduan (pramuka) di kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah.
Di acara inilah saya sangat terharu saat ikut melantunkan himne pramuka.
Lagu yang sudah puluhan tahun lamanya, saya tidak menyanyikannya.
Bait demi bait disimak kembali. Ternyata saya masih ingat syairnya. “kami pramuka Indonesia, manusia pancasila. Satya ku, ku dharmakan. Dharma ku, ku baktikan. Agar jaya Indonesia.
Indonesia, tanah air ku. Kami, jadi pandu mu”. Pesan lagu ini sangat dibutuhkan Indonesia saat ini. Saat dimana kohesi sosial terasa merenggang pasca pemilu.
Pengarang lagu ini adalah Husain Mutahar. Sosok habaib yang punya peran strategis pasca kemerdekaan. Beliau memangku banyak jabatan penting termasuk dubes di Vatikan dengan penguasaan enam bahasa.
Sewaktu menjadi ajudan presiden, beliau megusulkan agar pengibaran bendera dilakukan oleh pemuda perwakilan seluruh tanah air. Itulah Paskibraka. Lalu, entah kebetulan atau diatur. Setelah ceramah di kalangan pramuka Tojo Una Una. Saya terbang ke Palu, untuk ceramah di anak-anak paskibraka Sulawesi Tengah.
Anak-anak paskibraka ini mungkin tidak kenal sosok Husein Mutahar. Tapi, kalau mereka anggota pramuka, pasti pernah nyanyikan lagu yang maknanya sangat aktual itu. Aktual, karena menggambarkan identitas keIndonesian.
Menjunjung idiologi bangsa dan setia pada janji mulia serta kewajiban berperilaku kesatria, amanah, berani, berbagi dan bertanggung jawab.