Pendidikan Kepanduan

  • Whatsapp
MUHD NUR SANGADJI

Semua ini adalah nilai dari karakter agung yang dibutuhkan saat ini. Karakter yang terutama mengisi ruang afeksi dari tujuan pendidikan, disamping kognisi dan psikomotorik. Inilah ruang “soft skill” yang kurang tersentuh dalam proses pembelajaran kita. Sebuah Karakter yang menjunjung value kepatutan, kesederhanaan dan jauh dari ketamakan dan kerakusan duniawi.

Nilai lain yang kental dilahirkan dari gerakan kepanduan ini adalah kesukarelaan atau “volunteer”. Gerakan kesukarelaan ini adalah ruh dari gotong royong. Dia muncul dari keihlasan untuk saling tolong menolong tanpa pamrih. Inilah yang sangat dipentingkan dengan istilah “social capital” yang menjadi ukuran kualitas suatu masyarakat dan bangsa.

Bacaan Lainnya

Negara semaju Jepang, bahkan menjadikan kegiatan kesukarelaan ini sebagai salah satu patokan kualitas individu warganya. Tahun 2004, saya berkesempatan mengunjungi pusat gerakan kesukarelaan di kota Tokyo.
Gerakan ini dipimpin oleh seorang profesor dari Universitas di sana. Waktu itu, kami sempat berinteraksi dengan lebih kurang tiga ribuan anak muda sukarelawan, sambil bersenam poco-poco.

Kegiatan sukarela ini berimbal sertifikat.
Dan, sertifikat inilah yang dijadikan salah satu indikator penting dalam rekrutmen professional.itulah sebabnya, anak muda jepang berlomba ikut serta dalam kegiatan sukarelawan terutama keluar negeri.

Saya lalu berfikir, kurang apa gerakan pramuka ini berkait kegiatan sukarela? Andaikata, regulasi negeri juga ikut mendorongnya, maka tidak hanya pramuka. Organisasi masyarakat, pemuda, pelajar akan berlomba memproduksi kegiatan kesukarelaan dalam bingkai semangat gotong royong.

Sesuatu yang sangat kita perlukan waktu ditimpa musibah ekologi yang lalu. Dan, akan terus kita butuhkan teristimewa ketika kita terus dilanda bencana saat ini. Wallahua’lam bi syawab. Salam Pramuka. Dirgahayu hari Pendidikan Nasional 2019.***

Pos terkait