Harga Bahan Pangan dan Tiket Transportasi Picu Inflasi

  • Whatsapp

Jadi, angka inflasi tidak bakal terpengaruh secara keseluruhan. ’’(Harga, Red) Cabai dan bawang boleh naik, tapi bisa turun lagi. Beda dengan beras, kalau sudah naik, turunnya dikit,’’ jelas Darmin.

Di tempat terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan hasil survei pemantauan harga. Menurut dia, sampai pekan kelima Mei, angka inflasi masih tetap rendah. Yakni, pada level 0,47 persen secara month-to-month (mtm). ’’Sementara untuk inflasi secara tahunan (year-on-year) itu 3,1 persen,’’ terangnya.

Bacaan Lainnya

Perry menyebutkan, beberapa komoditas pangan lain yang berkontribusi terhadap inflasi adalah daging ayam dan dan beberapa jenis buah. Faktor yang menyumbang deflasi adalah harga beras, tarif angkutan udara, dan harga beberapa jenis sayuran.

Rendahnya tingkat inflasi hingga pekan kelima Mei tersebut, kata Perry, tidak terlepas dari peran pemerintah pusat dan daerah serta BI dalam menjaga kestabilan harga. ’’Alhamdulillah, harga-harga terpantau rendah terkendali. Stok di seluruh Indonesia juga cukup,’’ ungkapnya.

Itulah bukti bahwa pemerintah dan BI bersinergi memastikan ketersediaan pasokan dan distribusi pangan dengan baik. Karena itu, Perry optimistis inflasi tahun ini sesuai dengan target pemerintah. Yaitu, 3,5 persen plus minus 1 persen.

Bahkan, pihaknya meyakini realisasi inflasi secara full year mungkin bisa lebih rendah daripada target. ’’Akhir tahun ini kita perkirakan inflasinya bisa lebih rendah daripada 3,5 persen. Inflasi yang rendah itu bisa mendukung daya beli,’’ terang Perry.

Sementara itu, ekonom Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Alexander Sugandi memprediksi inflasi Mei 2019 berada di level 5,5 persen (mtm) dan 3,18 persen (yoy). Menurut dia, kenaikan harga bahan makanan dan tiket transportasi menjadi penyebab utama inflasi.

’’Selain itu, item komunikasi dan rekreasi mendorong inflasi,’’ paparnya saat dihubungi (7/6/2019).

(vir/ken/c14/hep)

Pos terkait