PALU EKSPRES, PALU – Keberadaan perpustakaan yang dipenuhi literatur ilmu pengetahuan, utamanya pengetahuan keagamaan Islam, di lembaga-lembaga Islam seperti Masjid, Perguruan Tinggi, Madrasah atau Pondok Pesantren, dinilai sangat penting dalam mengawal dan menyiapkan generasi di masa akan datang.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, Dr. H. Rusman Langke menyebutkan, menyiapkan bahan literatur Islam menjadi salah satu tuntutan karena menjadi inti dari perintah pada ayat Alquran yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW, yakni QS Al-Alaq ayat 1-5 yang di dalamnya terkandung perintah untuk membaca.
“Jika diingat wahyu pertama Alquran yang turun adalah perintah untuk membaca, ayat ini kalau kita kaji memerintahkan kita untuk tidak boleh tertinggal atau bodoh,” kata Rusman, pada pembukaan Sosialisasi Kepustakaan Islam tahun 2019, yang digelar Kanwil Kemenag Sulteng, di salah satu hotel di Palu, Senin 19 Agustus 2019.
Selain ayat-ayat Alquran yang pertama tersebut, Rusman juga menegaskan banyak ayat lainnya dalam Alquran yang memerintahkan umat Islam untuk menuntut ilmu. Salah satu caranya adalah dengan membaca. Olehnya, ia menekankan agar pengelola lembaga-lembaga keagamaan untuk dapat menggalakkan kembali giat-giat kepustakaan di lembaganya masing-masing.
Hal itu dilakukan, agar para generasi muda yang akrab dengan kemajuan teknologi informasi, bisa menyeimbangkan diri dengan mendapatkan pengetahuan melalui literatur di perpustakaan yang memiliki sumber jelas, disertai dengan bimbingan yang tepat. Bukan hanya belajar tanpa ada pengawasan melalui sarana online yang memiliki jangkauan sangat luas.
“Memang kalau kita melihat Masjid-masjid, Ponpes atau Madrasah kita kadang masih dilupakan bagaimana pengelolaan perpustakaan di lingkungannya. Perpustakaan Islam saat sekarang ini harus digalakkan kembali, jangan sampai belajar melalui sarana online yang tidak diketahui pasti dari mana sumbernya. Ini tantangan bagi kita semua,” tutur Rusman.
Sosialisasi Kepustakaan Islam Kanwil Kemenag Sulteng diikuti sejumlah 57 orang peserta, yang berasal dari utusan perpustakaan Masjid, perpustakaan Madrasah, perpustakaan Perguruan Tinggi Islam, perpustakaan Ponpes, penyuluh agama Islam, serta perwakilan dari Kanwil kemenag Sulteng dan Kantor Kemenag Kota Palu.