BERI ARAHAN – Kakanwil Kemenag Sulteng, Dr. H. Rusman Langke (kiri) saat memberikan arahan pada kegiatan Workshop Guru PAI di Palu. Foto: AHSAN/KEMENAG SULTENG
PALU EKSPRES, PALU – Keberadaan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah dinilai memiliki peran yang sangat penting, dalam mempersiapkan generasi masa depan menghadapi tantangan zaman. Di antaranya adalah tantangan degradasi karakter dan radikalisme.
Peran guru PAI yang mengajarkan nilai-nilai keagamaan kepada para peserta didiknya, menurut Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, Dr. H. Rusman Langke, harus mampu mencegah potensi radikalisme bagi para peserta didiknya., dengan mengajarkan atau menyampaikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.
“Guru PAI bertanggung jawab terhadap nilai yang diajarkan kepada peserta didik. Sampaikan Islam washatiyah atau Islam yang rahmatan lil alamin,” tegas Rusman, pada kegiatan Workshop Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru PAI tingkat SMA dan SMK, di salah satu hotel di Palu, yang ditutup pada Kamis 29 Agustus 2019.
Menurut Rusman, guru PAI mesti menyampaikan isi Alquran atau nilai-nilai yang terkandung dalam hadis Nabi dengan benar, sehingga dapat menghingari paham radikal dan ekstrim. Ia mengingatkan bahwa secara umum tujuan PAI diberikan kepada peserta didik adalah untuk mengembangkan potensi spiritual keagamaan generasi penerus, mendorong terbentuknya pengendalian diri, serta membangun kepribadian yang cerdas dan berakhlak mulia.
Selain itu, guru PAI juga dituntut untuk dapat terus meningkatkan kualitasnya. Salah satunya dengan memahami dan menguasai perkembangan teknologi informasi (IT), serta meningkatkan skill agar ilmu yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para peserta didik.
“Menghadapi era saat ini, guru PAI harus memahami TI, harus terus meningkatkan kualitas diri. Tidak ada kata berhenti dalam belajar,” pungkasnya. (abr/palu ekspres)