PALU EKSPRES, PALU – Sebanyak 1.108 mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) mengikuti pembekalan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan ke-87. Pembekalan tersebut secara resmi dibuka oleh Rektor Untad, Prof. Dr. H. Mahfudz, di Untad, Selasa 3 September 2019.
Dalam arahannya, Rektor Untad menekankan kepada para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mengarahkan mahasiswa peserta KKN untuk menyusun program yang dapat mengatasi permasalahan masyarakat, khususnya terkait pemulihan pascabencana. Hal ini sesuai dengan tema KKN ke-87 Untad, yakni Pasigala Tangguh Bencana, dengan tiga subtema masing-masing tangguh di bidang ekonomi, pertanian dan sosial.
“Tujuan utama kita adalah bagaimana menormalkan atau mengembalikan semangat masyarakat pascabencana. Jangan justru ke sana menambah trauma masyarakat. Itu intinya menurut saya, yang harus kita siapkan untuk memetakan program-program yang akan dijalankan pada KKN,” kata Rektor.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untad, Dr. Rusydi menerangkan, dipilihnya tema Pasigala Tangguh Bencana pada KKN angkatan ke-87 Untad tersebut, untuk menjawab salah satu permasalahan di masyarakat Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, yang hampir setahun terkena bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi.
Melalui para mahasiswa KKN, diharapkan masyarakat dapat merasakan langsung peran serta Untad terkait pemulihan kehidupan masyarakat pascabencana.
“Kita berharap dengan turunnya mahasiswa bisa membantu masyarakat, dalam hal mungkin masih ada sisa-sisa suasana bencana, baik dalam sisi bantuan pemberdayaan masyarakat maupun dari sisi psikologis, tentu di tempat-tempat yang selama ini terkena bencana masih terasa,” jelas Rusydi.
Ribuan mahasiswa Untad yang mengikuti KKN tersebut, akan mengisi total 125 posko. Sebanyak 25 posko terdapat di dalam lingkungan kampus Untad, 38 posko tersebar di 5 Kecamatan di Kabupaten Sigi, dan 62 posko tersebar di 8 Kecamatan di Kabupaten Donggala. Posko terjauh berada di Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala.
Pembekalan KKN dilaksanakan selama 3 hari, sebelum para mahasiswa turun langsung ke poskonya masing-masing selama sebulan penuh. Selama pembekalan, para mahasiswa juga akan mendapatkan materi dari pemateri eksternal kampus. Di antaranya dari Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait pencegahan penyalahgunaan narkoba, dan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait penanggulangan bencana. (abr/palu ekspres)