PALU EKSPRES, PALU – Peran seorang kepala sekolah dalam manajemen sekolah dinilai sangat penting, untuk mencegah terjadinya hal-hal negatif yang berkaitan dengan sekolahnya. Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Sulteng, H. Irwan Lahace, menanggapi adanya peserta didik yang berkeliaran di luar lingkungan sekolah pada jam pelajaran sekolah sedang berlangsung.
Menurut Irwan, peran kepala sekolah terkait pencegahan hal itu dapat dilakukan dengan memaksimalkan peran para guru yang diberi tugas piket harian. Olehnya, dukungan dari seluruh elemen di sekolah turut dibutuhkan oleh kepala sekolah. “Ini sebenarnya berada di manajemen kepala sekolah. Kan di sekolah-sekolah itu kan ada jadwal guru-guru piket, inilah tugasnya guru piket,” kata Irwan, di ruang kerjanya, Senin 2 September 2019
Ia mengakui tugas manajerial kepala sekolah tidaklah mudah. Namun, ia yakin bahwa para kepala sekolah memiliki kapasitas terkait jabatan yang menjadi tanggung jawabnya.
“Bahkan saya bilang kalau memang tidak mampu lebih baik mengundurkan diri, karena memang manajemen sekolah ini tidak mudah,” tegasnya.
Selain itu, Irwan juga menanggapi adanya kebijakan sekolah yang tidak memasukkan peserta didiknya, karena terlambat datang ke sekolah. Menurutnya, hal itu bukan solusi yang mendidik. Seharusnya, kata Irwan, sekolah tetap memberikan sanksi yang mendidik kepada para peserta didiknya, misalnya dengan memberikan tugas, dan tidak membiarkan peserta didiknya berada di luar lingkungan sekolah. “Bukan jalan keluar yang begitu. Itu tidak mendidik namanya, malah akan menimbulkan pertanyaan di masyarakat apa fungsi sekolah dan apa tugas guru. Tugas sekolah ini kan mendidik dari yang tidak baik menjadi baik. Kalau saya mungkin para siswa lebih diarahkan untuk dididik, diajar mereka, misalnya diajak untuk melakukan kegiatan pembersihan sekolah, yang penting jangan sampai keluar dari lingkungan sekolah,” tegasnya lagi.
Ditambahkannya, ruang komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua peserta didik juga harus terbuka secara maksimal, agar control perilaku terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan optimal. “Itulah sampai ada namanya komite, yang menjembatani antara sekolah dan orang tua peserta didik,” pungkasnya. (abr/palu ekspres)