PALU EKSPRES, PALU – Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengutus Sekretaris Umum PGRI Provinsi Sulteng, Syam Zaini, untuk menjadi delegasi Indonesia pada Pertemuan Guru-guru Nusantara (PGN) di Brunei Darussalam, pada 25-26 September 2019.
Pada pertemuan tersebut, Syam Zaini akan mewakili Indonesia menyampaikan makalah tentang peran pendidik (guru) dalam melestarikan budaya Nusantara di kalangan pelajar tempatan atau antarbangsa.
Selain PGRI dari Indonesia, PGN yang merupakan pertemuan rutin organisasi guru lintas negara serumpun Melayu, juga diikuti Persatuan Guru-Guru Melayu Brunei (PGGMB), Kesatuan Guru-guru Melayu Malaysia Barat (KGMMB), dan Kesatuan Guru-guru Melayu Singapura (KGMS). Tahun ini PGM menjadi rangkaian dari ASEAN Council of Teachers + 1 Convention ke-35 di Brunei. Yakni pertemuan rutin Guru-guru se-ASEAN ditambah Korea Selatan.
“PGN ini adalah pertemuan solidaritas guru-guru dari negara-negara serumpun Nusantara, atau negara-negara Melayu yakni Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura,” kata Syam Zaini, saat ditemui, Senin 23 September 2019.
Ia menjelaskan, makalah yang akan dipaparkan pada pertemuan tersebut, akan membahas tentang peran guru sebagai pendorong peserta didik serta elemen lainnya di lingkungan sekolah, terkait pelestarian kearifan budaya lokal Indonesia sebagai bagian dari rumpun Nusantara.
“Kami akan memaparkan bagaimana pelestarian budaya Nusantara di kalangan pelajar, sehingga budaya tersebut dapat bertahan. Apalagi Indonesia sebagai bagian besar dalam rumpun ini, dapat menjadi pelopor mempertahankan eksistensi budaya Nusantara,” jelasnya.
Salah satu yang ditekankan, adalah guru harus mampu mendorong dan mengajak pelajar untuk mengenali kearifan budaya lokal serta budaya Nusantara, serta aktif terlibat dbkam berbagai agenda kebudayaan.
Syam Zaini secara khusus juga memuji program penggunaan tutup kepala berbasis budaya lokal bagi para peserta didik tiap hari Kamis di sekolah-sekolah di Kota Palu, yang menurutnya menjadi salah satu langkah konkret pelestarian budaya melalui lembaga pendidikan. “Itu sangat bagus, salah satu cara mengupayakan pelestarian budaya,” pungkasnya. (abr/palu ekspres)