Bahkan dari hasil lobi, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersedia menggandeng UNDP dan fashion week untuk proses pemulihan ekonomi masyarakat pascabencana.
“Mereka akan membuat program bersama pelatihan membuat benang dan pewarna lokal untuk kepentingan tenun batik. Misalnya mengolah daun kelor menjadi bahan pewarna tenun,” katanya.
Termasuk bantuan Bekraf berupa bioskop gerimis bubar (Misbar) untuk melengkapi fasilitas di Hutan Kota Kaombona Palu.
“Ini salah satu hasil perjalanan ke luar daerah,” ujarnya.
Hidayat menjelaskan, pemanfataan dana bantuan bencana dilakukan dengan merujuk pada dua regulasi. Pertama Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri). Aturan Kepala BNPB membolehkan anggaran bantuan digunakan tanpa harus melalui mekanisme APBD. Sedangkan Permendagri, mengatur sebaliknya.
“Kalau ada dana bantuan yang belum digunakan maka itu artinya harus menunggu dulu mekanisme penganggaran APBD,” jelasnya.
Hidayat menyebut, beberapa realisasi penyaluran bantuan kebencanaan di Kota Palu dan Sulteng secara umum, sebenarnya tidak turun begitu saja. Contohnya kata Hidayat dana santunan, stimulan dan Jadup di Sulteng yang kini sudah mulai disalurkan. Sumber dana ini sebenarnya adalah dana hibah luar negeri di BNPB RI.
“Dana Jadup itu bukan turun begitu saja ke empat kabupaten kota ini. Saya rapat langsung dengan Kepala BNPB, Sestama dan Deputi rehabilitasi dan rekonstruksi membahas percepatannya,” beber Hidayat.
Dana yang kini kemudian mulai digulirkan dalam bentuk dana Jadup, santunan duka dan rencananya stimulan itu adalah dana hibah luar negeri di BNPB. Karena sampai saat ini Kementerian Sosial belum menganggarkan hal itu.
“Jadi ada sekitar Rp250 miliar dana hibah di BNPB. Ini yang kami perjuangkan. Saat itu Kepala BNPB menyatakan bersedia menggunakan dana itu dulu sebelum dana dari Kemensos dialokasikan,” ujarnya.
Kemudian bantuan Huntap dari Wali Kota Surabaya. Serta dari pemerintah kota lainnya. Sejauh ini, hasil dari “mengamen” itu Pemkot Surabaya kini tengah membangun 11 unit di Kelurahan Tondo.
“Bahkan masih ada rencana bantuan dari wali kota lainnya. Ini semua sekali lagi kita mengamen,” terang Hidayat.