PALU EKSPRES, MAKASSAR- Ada persepsi yang keliru di masyakarat Indonesia tentang bahaya mengkonsumsi udang. Hewan Artropoda ini dianggap bisa memicu tingginya kolesterol jahat atau LDL.
Padahal, sejatinya hewan gurih ini mengandung lemak tak jenuh yang sebaliknya menghasilkan kolesterol sehat yaitu HDL yang sangat dibutuhkan oleh jantung. Selain itu, udang juga memiliki protein yang tinggi, Omega3 dan Omega6 yang sangat baik untuk perkembangam otak anak dan kesehatan jantung. Mengandung kalium, magnesium, kalsium, fosfor dan zink yang bisa merevitalisasi sel-sel baru. Udang juga ternyata baik untuk vitalitas pria.
Adriyadi, pengusaha tambak Udang asal Sulawesi Selatan mengatakan, orang Jepang sangat menyukai mengkonsumsi udang. Bahkan masyarakat Nipon ini sudah dibiasakan untuk mengkonsumsi udang sejak anak-anak. “Mereka cenderung dibiasakan mengkonsumsi dan menyukai udang sejak kecil,” ujar Adriyadi kepada wartawan di redaksi Harian Fajar di Graha Pena Makassar, Jumat 25 Oktober 2019.
Masyarakat Jepang melakukan hal itu, karena mengetahui manfaat yang sangat bagus untuk perkembangan otak anak. “Itu sebabnya orang Jepang, pintar-pintar ya, karena sedari kecil telah terbiasa makan udang,” ujar pengusaha yang 40 tahun lamanya mengikuti orang Jepang itu.
Persepsi yang keliru ini harus segera diluruskan di masyarakat. Adriyadi dan anggota Shrimp Club Indonesia Sulsel yang berjumlah 70 orang itu, berniat mengkampanyekan udang sebagai makanan sehat untuk masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi. Apalagi udang termasuk, jenis protein hewani yang produksinya terhitung banyak di Sulsel.
Menurut Ketua SCI Sulsel, Dr Hasanuddin Atjo, 50 persen produksi Udang di Indonesia berasal dari Sulsel. Sehingga, seharusnya masyarakat Sulawesi lebih bisa mengakses pangan bernutrisi ini. 23 ribu ton udang dipanen dari tambak di Sulsel.
Soal harga udang pun dianggap ada kesalahan penilaian. Sering dianggap mahal oleh masyarakat. Padahal di pasaran harga udang berkisar Rp40 ribu – Rp50 ribu per kg. Dibandingkan harga daging berkisar Rp80 ribu – Rp120 ribu per kg. Dengan nilai gizi yang sebanding antara keduanya.