PALU EKSPRES– Jepang merupakan negara yang paling sering dilanda gempa dan tsunami, namun masyarakatnya adaptif dengan tekanan tekanan itu.
Bahkan, menjadikan masyarakat negeri Sakura ini inovatif yang berujung pada update.
“Keteraturan diduga menjadi salah satu modal dasar mereka menjadi adaptif, inovatif dan update,” kata Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah Dr. Hasanuddin Atjo saat studi banding bersama beberapa organisassi peranaka daerah (OPD) di wilayah bencana Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) ke Tokyo, Jepang, 5 hingga 14 November 2019 atas fasilitasi JICA.
Menjadi pertanyaan kemudian kata Hasanuddin Atjo, apakah masyarakat Jepang bisa seperti itu karena sering mendapat tekanan atau karena pengaruh budayanya.
“Ini akan menjadi bagian yang akan didalami,” kata Atjo melalui keerangan tertulis yang diterima Palu Ekspres, Kamis (7/11/2019).
Atjo mengungkapkan keteraturan sudah terihat sejak chekin hingga boarding.
“Pada boarding past saya tertera ada nomor seat dan masuk kelompok group 3. Ternyata group 1 dan group 2 yang jumlahnya 80 seat adalah bisnis dan group 3 adalah ekonomi dengan jumlah seat 198,” ujarnya.
Dengan penumpang mendekati 300 orang lanjutnya, proses naik ke pesawat berrlangssung sangat singkat, hanya sekitar 15 menit karena semua serba teratur.
(fit/palu ekspres)