PALU EKSPRES– Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah dengan Pemerintah Perfektur (Provinsi) Miyagi, Jepang, sangat dimungkinkan nantinya untuk menjalin kerjasama dalam berbagai bidang. Kerjasama itu melalui fasilitasi kedua Negara Indonesia dan Jepang.
Ruang lingkup kerjasama dapat meliputi bidang pemetaan dan penataan ruang, bidang ekonomi dan budaya serta bidang ilmu pengetahuan seperti transformasi industri agro, pariwisata dan perikanan yang berbasis masyarakat. Dan, sejumlah keterampilan lainnya dibidang industri kreatif dan digital.
Menjadi salah satu pembahas di BOSAI Forum.Foto: Istimewa
Hal itu tersirat dalam pernyataan-pernyataan pejabat JICA dan Bappenas RI dalam evaluasi akhir terkait kunjungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang diwakili Kepala Bappeda Sulawesi Tengah Dr. Hasanuddin Atjo bersama beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) dari wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala) pada tanggal 13 November 2019 di kantor Pusat JICA Tokyo.
“Kemungkinan ini (kerjasama) sesungguhnya terbuka dan bergantung keinginan dan kesungguhan dari Pemerintah Daerah,” kata Kepala Bappeda Sulawesi Tengah, Dr. Hasanuddin Atjo yang saat ini masih berada di Jepang dalam rangka kunjungan bersama beberapa OPD wilayah terdampak bencana di Sulteng yang difasilitasi JICA, Kamis (14/11/2019).
Bersama pejabat tinggi JICA. Foto: Istimewa
Peluang kerjasama tersebut juga karena antara Provinsi Sulawesi Tengah dengan Pemerintah Perfektur Miyagi mempunyai kesamaan emosi terhadap kebencanaan, sehingga akan mudah menjalin sebuah kerjasama yang saling menguntungkan dan memberikan manfaat dibidang ilmu pengatahuan, sosial budaya dan ekonomi.
“Dukungan Pemerintah Jepang melalui JICA bekerjasama dengan Bappenas Republik Indonesia dirasakan banyak manfaatnya. Terlebih setelah aparatur Pemerintah Daerah tertentu di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota diundang ke Jepang melihat dari dekat dan mempelajari bagaimana wilayah-wilayah yang terdampak telah bangkit, menata ulang dan menjadi lebih indah dan maju dengan membandingkan gambar-gambar yang ada sebelum bencana. Konsep itu dinamakan “Back Built Better, B3”, yaitu membangun kembali yang lebih baik,” kata Atjo.