Mulai dari hutan, laut sampai udara. Semuanya kita jamah untuk atas nama kelangsungan hidup. Tidak salah. Sebab, bumi diciptakan untuk dikelola bagi kesejahteraan manusia (antroposentris). Namun untuk alasan yang sama, bumi harus dilindungi (ekosentris) oleh kita (fungsi khalifatullah fil ard). Itu, karena bumi dibentuk dengan keterbatasan daya dukung (carying capacity) dan daya tampung (assimilation, absorbtion).
Sandang, pangan dan papan mengharuskan kita buka hutan. Ramuan hasil hutan terutama kayu, sangat multi fungsi. Buka hutan juga perlu untuk budi daya pertanian. Tapi, pertanian tanpa hutan akan sulit di satu ketika. Karena, jasanya (ecosystem services) sebagai pengatur daur hidrologi menurun. Praktik buka hutan dengan membakar, menjadi persoalan tersendiri. Di sini emisi gas rumah kaca (GRK) terutama dari unsur carbon akan penuhi atmosfir. Hutan, dengan demikian menjadi pelindung dan sekaligus penyebab, pada pengelolaan yang berbeda.
***
Sawah yang mengirimkan beras kepada kita, juga adalah sumber gas rumah kaca. Di sini, gas metan diproduksi oleh bakteri “unaerob” tanpa oksigen. Gas ini juga bisa muncul di tumpukan sampah atau limbah peternakan sebagai proses pembongkaran bahan organik oleh bakteri yang sama. Gas metan atau CH4 ini merupakan salah satu GRK yang sangat berkontribusi dalam proses terjadinya pemanasan global.
Secara awam, coba amati alam di pagi hari saat matahari memancar terik. Bila tiba-tiba terjadi mendung, kita akan merasakan penat atau gerah yang sangat. Itu terjadi akibat panas terkurung oleh elemen kontributor GRK berupa uap air atau hidrogen. Mobil kita yang terkunci rapat dan terpapar matahari, juga membantu penjelasan ini. Itulah fenomena kerjanya GRK. Disebut begitu karena, seperti kaca, dia melalukan sinar datang yang membawa panas, lalu memerangkapnya. Dan, karena terjadi menyeluruh, maka kita sebut global (baca : global warming).
***
Untuk mengeremnya dibutuhkan dua hal : kurangi sumber penyebabnya (pabrik, kenderaan dan alat modern lainnya) dan lindungi pelunak atau remedialnya (konservasi hutan dan sejenisnya). Dan, di sinilah duduk persolan yang ditulis Saleh tentang negosiasi antara timur vs barat, negara maju vs berkembang dan pemilik pabrik vs pemilik hutan.