Ubah Bencana Jadi Berkah

  • Whatsapp

Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo

Tidak seorangpun yang suka dengan bencana, dan tidak seorangpun bisa menghindar bila bencana itu datang. Karena itu semuanya harus bisa mempersiapkan diri, bisa adaptif dan bahkan bisa “bersahabat “ dengan bencana agar tetap menjadi bagian dari isi planet ini.

Bacaan Lainnya

Ada tiga klasifikasi bencana berdasakan penyebabnya. Pertama bencana yang disebabkan oleh faktor alam, kedua bencana non alam dan ketiga bencana yang disebabkan oleh faktor sosial.

Bencana yang disebabkan oleh faktor alam antara lain banjir, gempa, tsunami, liquafaksi dan lain-lain. Sedangkan bencana non alam terkait dengan gagal teknologi seperti jembatan runtuh, bangunan ambruk karena tidak sesuai spek; pengaruh modernisasi yang membuat banyak pengangguran seperti tergantikannya sejumlah transaksi manual oleh digital, wabah dan epidemi penyakit seperti Novel Coronavirus ( 2019-nCov) yang mematikan di Huan China yang lagi marak saat ini, dan membuat sejumlah negara menjadi waspada dan ketar-ketir karena kemungkinan penyebarannya.

Selanjutnya bencana sosial adalah yang terkait dengan konflik sosial horisontal antar kelompok atau antarkomunitas, konflik vertikal sampai dengan kasus teror dan radikalisme.

Jepang adalah negeri yang dominan dipengaruhi oleh bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami. Akibat tekanan bencana yang begitu dahsyat membuat masyarakat Jepang termotivasi untuk mengembangkan inovasi-teknologi bagaimana bisa hidup dan maju di wilayah yang sangat berpotensi gempa dan tsunami.
Mereka berpikir tidak mungkin mereka harus meninggalkan wilayahnya. Dan, pilihannya bagaimana bisa bersahabat dengan bencana.

Jepang mampu mengubah bencana menjadi berkah. Kini mereka menjadi negara dengan SDM yang tangguh, daya saing yang tinggi yang pada akhirnya menjadi negara maju dan berpendapatan tinggi.

Kejadian gempa bumi bermagnitudo  9.0 pada Maret 2011 dan pasang tsunami sekitar 10 meter, tercatat sebagai bencana alam terbesar di Jepang yang membuat sejumlah wilayah di bagian timur porak-poranda.

Namun dengan ketangguhan SDM  dan inovasi teknologi yang mereka miliki, mereka dapat membangun kembali dengan konsep kebih baik lagi dengan semboyan “back built better”. Bahkan pengalaman mereka beradaptasi dan menangani dampak bencana telah ditularkan ke sejumlah negara.

Pos terkait