Minggu, 2 Februari 2020, pukul 10.00 WITA, meninggalkan rumah riset dan produksi budidaya udang putih Vanamae, karena mengejar penerbangan di siang hari Makassar-Palu.
Langganan rental bernama Kallo yang selalu menjemput dan mengantar ke bandara, tiba 15 menit sebelum jam 10.00 WITA, dan saya bergegas untuk segera berangkat.
Beberapa saat kemudian, saya mulai membuka pembicaraan dan bertanya, Kallo? masih adakah yang suka tipu-tipu penumpang kapal yang turun di Pelabuhan?
Oh masih ada pak, namanya “Paninja” tapi kurang-kurang mi tidak seperti dulu, kata Kallo. Kenapa bisa?, banya mi namuat di medsos dan menjadi viral ki pak. Di tau mi orang modus na, sehingga tinggal 1 atau 2 saja yang jadi korban.
Kallo melanjutkan celotehnya, dulu sebelum orang kenal medsos “Paninja” meraja lela ki pak. Kenapa? , kalau kebetulan kapal sandar malam hari, diambil mi itu penumpang untuk tujuan tertentu dengan harga yang disepakati
Dalam perjalanan menuju tujuan sengaja ki berhenti di depan pekuburan, dan si “Paninja” bilang ini kuburan korban Paninja. Yang satu ini baru dikubur kemarin. Itu kuburannya masih basah. Jadi kalau kamu tidak mau bayar dua kali lipat, maka sama nasibmu dengan yang dikubur kemarin. Saya tertawa kecil sambil terus mendengar cerita Kallo.
Ada juga yang sengaja menaikkan upahnya dua-tiga kali lipat dari tarik normal, kemudian membawa penumpang itu ke terminal dan mengoper ke kendaraan umum untuk diteruskan.
Dari cerita “Paninja” di atas, ada dua makna yang dapat ditarik. Pertama akibat dari angka kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, mempengaruhi orang berpikir instant dan mencari pekerjaan apa saja meskipun melanggar norma-norma kehidupan.
Kedua, medsos sangat ampuh untuk mengurangi “profesi Paninja” dan semacamnya karena dengan cepat menjadi viral dan orang akan tau. Karena itu kalau tidak mau jadi korban, maka harus melek dengan teknologi informasi yang sedang berkembang pesat.
Masih banyak lagi contoh-contoh yang dikemukakan di medsos untuk membangun sejumlah perubahan yang telah menjadi tuntutan. Termasuk praktek-praktek