Pilkada 2020, Perlu Figur Konseptor  dan Eksekutor

  • Whatsapp
83257128_189512502245787_9061227207430504448_n

Oleh:  Hasanuddin Atjo

Pasangan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Pilkada setentak tahun 2020 telah mengemuka pada sejumlah nama, dan mulai mengerucut pada nama-nama tertentu.

Bacaan Lainnya

Peran Parpol dalam penetapan calon juga masih dominan memprioritaskan kader, meskipun survey menjadi salah satu alat ukur. Karenanya,  sejumlah bakal calon ramai-ramai bersosialisasi melalui pemasangan baliho di pusat keramaian dan media sosial maupun media lainnya. Sampai sampai beberapa ASN dipanggil Bawaslu atas laporan masyarakat untuk dimintai keterangan, karena dinilai melanggar netralitas.

Satu ketika saya diminta menjadi narasumber dalam dialog publik, diselenggarakan oleh sebuah media lokal. Tema dialog publik tersebut terkait arah dan kebijakan investasi di Sulawesi Tengah, menyikapi pindahnya Ibukota Negara ke Kalimantan Timur

Ada dua pertanyaan kritis yang terselip dari beberapa pertanyaan yang mengemuka : (1) Bagaimana kriteria pemimpin daerah yang mampu membawa perubahan; (2) Apakah dengan pendekatan survey dapat menjamin terpilihnya pemimpin seperti yang diharapkan.

Kening saya secara otomatis naik, menandakan bahwa ini pertanyaan yang cukup berat, karena agak keluar dari tema dialog, tetapi saya pandang masih ada relevansinya . Dan butuh jawaban yang pas agar tidak menimbulkan masalah.

Jawaban pertanyaan tersebut sengaja diletakkan di paling akhir agar tidak keluar dari tema dialog, dan juga teringat catatan dalam ujian tertulis pada waktu kuliah “ kerjakanlah soal yang paling mudah terlebih dahulu”.

Di saat mulai masuk menjawab dua pertanyaan tadi, saya perhatikan hampir semua audiens serius memperhatikan, karena ini terkait dengan suksesi yang lagi hangat dibicarakan di ruang-ruang publik dan media sosial maupun media lainnya. Mereka tentunya ingin mendengar bagaimana pandangan dari narasumber tunggal malam itu.

Saya berpandangan bahwa kita saat ini berada di era digital, era industri 4.0 dan era distrupsi. Semua bentuk perencanaan, pelayanan dan pembangunan sangat dipengaruhi oleh instrumen digital. Kita ingat bagaimana taksi online menggeser  taksi konvensional, transaksi non tunai menggeser transaksi tunai, cukup dengan aplikasi. Bahkan dengan teknologi digital bangunan hotel 30 tingkat dapat dirancang dan diselesaikan hanya kurang lebih sebulan.

Pos terkait