Pertumbuhan di Atas Nasional, Ekonomi Sulteng Masih Bergantung pada Daerah Tambang

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Tengah Abdul Majid Ikram mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulteng tahun 2019 masih berada diatas  rata Nasional. Namun begitu menurutnya ekonomi Sulteng masih bergantung pada Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai.

“Secara parsial Sulteng bergantung Morowali dan Luwuk. Kita harus intropeksi tahun 2020 ini hingga pertumbuhan ekonomi kita diatas 7,5 persen,” jelas Abdul Majid Ikram dalam seminar perkembangan perekonomian Sulteng, Kamis 13 Februari 2020 di Hotel Santika Palu.

Bacaan Lainnya

Hal itu ditopang oleh nilai investasi PT IMIP yang masih tercatat cukup tinggi. Karena PT IMIP yang menanam saham di Morowali  tidak bisa serta merta boleh keluar sebagai investor.

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Sulteng tahun 2020 diproyeksi secara kumulatif diperkirakan mencapai kisaran 7,5 persen. Pendorongnya adalah perkembangan ekonomi global semester 2 tahun 2020 akan mendorong perbaikan ekspor Morowali  dan Sulteng khususnya ke Cina dan Amerika.

Serta optimisme kelancaran penyelenggaraan Pilkada serentak yang dapat mendorong pertumbuhan konsumsi 2020. Sementara proyeksi pertumbuhan tri wulan (TW) 1 tahun 2020 diperkirakan mencapai 6,5persen sampai 7,5persen. Faktor pendorongnya karena melambatnya ekspor Morowali ke Cina serta pemanfaatan tenaga kerja ahli dari Cina akibat penyebaran virus Corona dan investasi kembali pada siklus awal.

Namun sinergi pemerintah dan pelaku usaha dalam menanggulangi dampak Corona pada perekonomian, antara lain PT IMIP melakukan subcon sebagai pengganti TKA yang tertahan di Cina.
Serta melakukan knowledge sharing untuk mempercepat perkembangan kompetensi tenaga kerja pengganti. Dan melakukan karantina  untuk mencegah penyebaran virus. Terkait wabah virus korona di Wuhan Cina,  kata Abdul Majid Ikram, sebenarnya bisa menjadi peluang bagi perekonomian nasional. Peluangnya terjadi karena terjadi kelambatan ekspor Tiongkok dalam memenuhi kebutuhan dunia atas komoditas ekspornya. 

“Indonesia bisa masuk sebagai suplier dan ekspor barang ke cina. Karena pertumbuhan ekonomi dari ekspor kita hampir seluruh wilayah berjalan cukup bagus,”demikian Abdul Majid Ikram. Desiminasi perkembangan ekonomi Sulteng membahasa peluang peluang dan tantangan ekonomi nasional dan ekonomi Sulteng. Salah satu pembicara dalam seminar adalah staf pengajar FEB Untad sekaligus Anggota Forum Ekomom Kementerian Keuangan RI, Akhlis Djirimu. (mdi/palu ekspres)

Pos terkait