PALU EKSPRES, PALU- Puluhan rumah yang dilaporkan Rusak Berat (RR) di Kecamatan Ulujadi Kota Palu, turun kelas menjadi Rusak Sedang (RS) dan Rusak Ringan (RR). Ini setelah Tim Pendamping Percepatan Pembangunan Perumahan Daerah (TP4D) melakukan verifikasi dan validasi (Verivali) lapangan, sebulan belakangan
Di Kelurahan Kabonena, misalnya. Total rumah yang terlapor dalam kelas RB sebanyak 580 unit. Sejauh ini TP4D telah memverivali lapangan sebanyak 75 unit. Berdasarkan verifali itu, hanya 47 unit yang terbukti RB. 16 unit turun kelas RS dan 12 RR.
Lalu di Kelurahan Buluri. Dari 164 unit rumah dalam kelas RB, 40 diantaranya sudah diverifali. Namun yang terbukti RB sesuai hasil verifali hanya 27 unit yang RB. 2 unit turun kelas ke RS dan 11 turun ke RR.
Kemudian di Kelurahan Watusampu. Dari 54 unit rumah, terverivali sebanyak 6 unit. Namun dari unit itu, hanya 1 yang terbukti RR. 2 unit terbukti RS dan 3 unit RR.
Selanjutnya Kelurahan Tipo. Jumlah rumah kelas RB yang dilaporkan warga sebanyak 140 unit. Sudah terverivali lapangan sebanyak 20 unit. Namun dari 20 unit itu, hanya 1 yang benar-benar RB. 2 unit turun kelas menjadi RS. Dan 17 unit lainnya hanya dalam kelas kerusakan RR.
Kepala Seksi Rehabilitasi Korban BPBD Palu, Moh Zuhaeri menjelaskan, saat ini TP4D masih terus melakukan verivali lapangan untuk merampungkan data penerima stimulan perbaikan rumah tahap 2 tahun 2020.
“Rencananya akhir Maret (2020) ini kita tuntaskan verivali tersebut,”jelas Zuhaeri, Senin 2 Maret 2020.
Terhadap jumlah rumah RB yang berkurang karena turun kelas menjadi RS dan RR, Zuhaeri menyebut akan dilakukan penggantian penerima. Agar jumlahnya tetap sesuai dengan kuota awal masing-masing kelurahan.
Dia menjelaskan, BPBD Palu punya tiga basis data penerima stimulan yang telah diserahkan ke BNPB.
Basis data pertama jumlahnya sebanyak 38.805 unit. Terdiri dari 4.141kelas RB, 15,690 kelas RS dan 18.974 kelas RR. Data ini kata dia telah ditetapkan menjadi data penerima stimulan tahap 2 tahun 2020.
Basis data dua sebanyak 8ribu lebih. Sedangkan basis data ketiga jumlahnya sebanyak kurang lebih 15ribu.
Sebenarnya jelas Zuhaeri, BPBD Palu telah mengajukan sebanyak kurang lebih 46ribu data penerima stimulan tahap 2 tahun 2020. Namun berdasarkan verifikasi kelengkapan administrasi kependudukan dan menyesuaikan jumlah anggaran, maka BNPB hanya bisa mengakomodir sebayak 38.805 unit tersebut diatas untuk semua kelas kerusakan.
Sisa dari jumlah diatas yang tidak terakomodir, dimasukkan dalam basis data kedua yang rencananya akan diajukan sebagai penerima stimulan tahap 3. Jumlahnya kurang lebih 8ribu unit.
Selanjutnya basis data ketiga sebanyak lebih 15ribu. Data ini merupakan data baru. Yang dilaporkan warga setelah proses pendataan di Bappeda dan BPBD Palu telah selesai. Rencananya, data ketiga ini akan diajukan sebagai penerima stimulan tahap berikutnya.
Karena itu, untuk mengganti data unit rumah RB yang telah turun kelas ke RS dan RR, maka kemungkinan besar akan diambil dari dua basis data tersebut. Yakni data yang belum terakomodir dalam data 38.805 atau dari data kurang lebih 15ribu yang dilaporkan belakangan.
“Ini pola yang kami lakukan. Agar data rumah RB yang turun kelas ke RS dan RR diganti dengan mengambil data dari basis data 2 atau 3,”paparnya.
Dengan begitu, warga yang namanya terdata dalam basis data 2 dan 3, jika ditetapkan menjadi pengganti, maka warga tersebut tidak lagi perlu menunggu penyaluran stimulan selanjutnya.
Dia berharap masyarakat bersabar menunggu seluruh proses verifali yang tengah berjalan saat ini. Prinsipnya kata dia, BPBD tidak akan melewatkan hak warga yang menjadi korban sepanjang rumahnya memang dalam kondisi rusak.
“Saat inipun ruang untuk melaporkan kerusakan rumah tetap kami buka. Melapor di kelurahan atau langsung ke kantor BPBD,”demikian Zuhaeri.(mdi).