Kemiskinan, Pengangguran dan Ketimpangan, Tantangan bagi Pemimpin Penerus

  • Whatsapp
Hasanuddin Atjo

Oleh, Hasanuddin Atjo  (Kepala Bappeda Sulawesi Tengah)

Ketika melantik kepala Bappeda dan beberapa pejabat eselon dua lainnya di pertengahan tahun 2019, Gubernur Longki Djanggola dalam sambutannya mengatakan bahwa di satu sisi kita bisa berbangga karena pertumbuhan ekonomi kita tertinggi di Indonesia. Namun, di sisi lain angka kemiskinan dan pengannguran serta ketimpangan masih menjadi persoalan yang mengganjal dan jadi tanggung jawab kita untuk diminimalkan. Apalagi kita baru saja dilanda bencana multidampak 2018.

Bacaan Lainnya

Karenanya saya menaruh perhatian dan harapan besar kepada saudara Kepala Bappeda yang baru, kiranya mampu mendesain sebuah formulasi yang “mujarab” untuk mengurangi angka kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan itu. Saya yakin dan percaya bahwa “ saudara mampu, saudara bisa” berbuat yang terbaik bagi kemajuan daerah ini dari sisi perencanaan, meskipun tahun depan saudara memasuki masa purnabakti.

Data nilai ekspor yang dirilis BPS Sulawesi Tengah akhir Februari 2020 menbuat saya terkejut dan bercampur bangga. Dilaporkan bahwa per Januari tahun 2020 total nilai ekspor Indonesia yang dicatat dari sejumlah Pelabuhan utama sebesar US$ 1.256,5 juta atau 1,2565 miliar dolar US. Dan kalau dirupiahkan (kurs dokar 14 000 rupiah) sekitar 17 triliun rupiah.

Dan yang membanggakan buat kita, adalah kontribusi nilai ekspor Sulteng sebesar 99, 48 persen yaitu US $ 1.253 juta atau 1,253 miliar dolar US.

Kontribusi dari nilai itu berasal dari Pelabuhan Kolonadale sebesar US $ 511,13 juta (81,33 persen) berupa besi dan baja; Pelabuhan Luwuk US $ 111,65 juta (17,77 persen) berupa gas dan hasil ikutan; serta dari Pelabuhan Pantoloan Palu US $ 2,39 juta (0,38 persen) berupa pangan, hasil hutan dan barang campuran lainnya.

Prestasi ini merupakan prestasi Pemerintah Sulawesi Tengah bersama masyarakatnya dan Prestasi Gubernur Longki Djanggola dan jajarannya yang memimpin dua priode yaitu, 2011-2021. Dibalik prestasi yang membanggakan itu, Gubernur Longki di beberapa sambutannya mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi kita yang tinggi belum inklusive. Masih ada beberapa capaian indikator makro ekonomi yang belum bisa memuaskan kita, yaitu masih tingginya angka Kemiskinan, Pengangguran, Ketimpangan serta Stunting. Dan ini akan kita lebih prioritaskan diperbaiki di priode 2020-2024 .

Pos terkait