Saat Sekolah Kejuruan di Palu Menjawab Keresahan Tenaga Medis

  • Whatsapp

Di SMK Negeri 5 Palu, total ada 7 tenaga kerja yang terlibat pembuatan baju khusus dokter ini. Terbagi dalam dua tugas.  Lima orang untuk menjahit dan dua orang khusus memotong. Upahnya pun berbeda. Dengan biaya jahit Rp15 ribu per potong, setiap penjahit akan mendapat upah Rp10 ribu per potong dan bagian pengguntingan Rp5 ribu per potong. Umumnya yang terlibat adalah para guru, satu orang pegawai kontrak dan seorang lagi alumni di SMK Negeri 5 Palu.  Beberapa penjahit yang dimintai komentarnya  mengaku, keterlibatan mereka pada proyek ini tak semata soal honor. Tapi bagaimana sekolah kejuruan  berkontribusi pada isu isu kemanusiaan salah satunya adalah penanganan wabah korona tersebut. 

Kenapa harus kain spunbond? Menurut Raja Pattah yang bertanggungjawab sebagai koordinator proyek ini, kain jenis ini sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pihak RS Undata.   Kain spunbond menurut dia, tidak tidak banyak tersedia di toko kain di Kota Palu. Pasalnya, peruntukannya masih terbatas untuk properti tertentu.  Kain spunbond adalah bahan kain yang biasa digunakan untuk menggantikan plastik dan kertas yang sering digunakan untuk shooping bag, goodie bag dan souvenir. Bahan spunbond merupakan bahan yang higienis. Karena itulah digunakan dalam dunia kesehatan. Baik untuk pembuatan masker, tutup kepala dan pampers. Lanjut dikatakannya, pemilihan kain ini didasarkan pada sifatnya yang ramah lingkungan karena bahan ini bisa untuk di daur ulang. Bahkan penggunakan bahan ini sebagai tas belanja sudah sangat popular dikarenakan penggunaan plastik sudah mulai dibatasi.

Bacaan Lainnya

Sejatinya SMK 5 adalah sekolah kejuruan khusus untuk kerajinan rotan. Sekolah ini oleh penggagasnya mantan Wali Kota Palu Rusdi Mastura diproyeksikan sebagai pusat kegiatan kerajinan rotan di Sulawesi Tengah bahkan Indonesia. Dalam perjalanannya, tak hanya membuka jurusan kerajinan rotan tapi juga ada kerajinan sablon dan menjahit. Seperti yang dikemukakan Raja Pattajh, salah satu staf pengajar di sekolah ini, sekolahnya sangat bangga ikut berkontribusi dalam penanganan virus yang kini telah menjadi pandemi global. ”SMK Bisa,” tutupnya. (kia/palu ekspres)

Pos terkait