PALU EKSPRES, PALU- Salahsatu bentuk dukungan nyata masyarakat dalam memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disaster (Covid 19) adalah mematuhi imbauan tentang phsychal distancing maupun sosial distancing. Phsychal distancing bisa dilakukan dengan tidak berbelanja secara langsung di pusat- pusat perbelanjaan ramai pengunjung.
Berkaitan dengan itu, Wali Kota Palu Hidayat menyarankan warganya untuk menggunakan jasa ojek online (Ojol) jika ingin belanja kebutuhan sehari-hari.
“Ini lebih aman ketimbang harus datang langsung ke tempat perbelanjaan atau pasar -pasar tempat orang berkerumun,” harap Hidayat, Selasa 7 April 2020.
Sebab menurut Hidayat, penyebaran virus ini sangat cepat dan sulit terdeteksi. Tak ada seorang pun yang mengetahui dimana saja virus bisa menempel. Namun satu yang pasti, salah satu media penyebarannya bisa melalui lembaran uang.
“Kita tidak tau kalau di pasar beli barang lalu terjadi transaksi pengembalian uang. Siapa yang tau di uang itu sudah menempel virus. Maka itu sebaiknya belanja pakai ojek online itu saja,”katanya.
Menurutnya hal menjadi partisipasi nyata masyarakat untuk memutus mata rantai. Selain semua usaha yang sedang dilakukan pemerintah saat ini. Karena apapun usaha kita jika masyarakat tidak mendukung, saya kita itu jadi sia-sia. Kita tidak boleh main-main dengan bencana ini. Ini beda dengan bencana alam,”tekan Hidayat.
Selain itu iapun berharap masyarakat tetap mematuhi protokol pencegahan sebagaimana imbauan WHO.Yakni menjaga kedisiplinan mencuci tangan, menjaga jarak dan berdiam diri di rumah.
“Kalau tidak ada keperluan mendesak sebaiknya di rumah saja. Ini saya mohon sekali,”ucapnya.
Hidayat berkata, Pemkot Palu dalam mengatasi penyebaran wabah ini melakukan dua langkah strategis. Yakni pencegahan dan penanganan. Langkah pencegahan dilakukan dengan membuka posko-posko pemantauan diseluruh pintu masuk menuju Palu. Baik udara, darat dan laut.
Di posko pemantauan ini seluruh pelaku perjalanan yang masuk wajib didata dan periksa kesehatan.
“Di posko-posko ini ada standar operasional prosedur yang kami laksanakan. Hingga menentukan perlu tidaknya seseorang menjalani rapid atau tidak,. Termasuk edukasi tentang protokoler pencegahan,”paparnya.