PALU EKSPRES, PALU– Usulan untuk mempertimbangkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Palu mulai mengemuka. Ini didasari fakta masyarakat yang kurang patuh terhadap imbauan pemerintah terkait pencegahan penyebaran Covid 19.
Usulan ini datang dari akademisi Untad Palu, Slamet Riyadi Cante. Menurut dia, Palu dapat mempertimbangkan hal tersebut kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Pertimbangan PSBB menurut dia bisa didasari pula karena jumlah kasus klinis Orang Dalam Pengawasan ( ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan ( PDP) serta pasien positif Covid 19 di Palu terus mengalami peningkatan.
“Dengan penetapan PSBB tentunya mobilitas dan keinginan orang untuk berkumpul akan lebih terbatas karena segala ketentuan dan sanksi dapat diatur dalam kebijakan PSBB,”hemat Slamet, Minggu 12 April 2020 kepada wartawan.
Ditambah lagi beber Slamet, fakta di lapangan yang menunjukkan belum maksimalnya pelaksanaan physical maupun sosial distancing.
“Kenyataan selama ini yang menjadi himbauan pemerintah terkesan belum terlaksana secara efektif,”jelasnya.
Dia mencontohkan soal imbauan untuk tidak melaksanakan salat Jumat berjamaah bagi umat muslim. Masih saja kata dia masyarakat tidak mengindahkan imbauan itu.
“Beberapa Masjid masih membuka ruang untuk pelaksanaan salat Jumat. Padahal himbauan dari MUI sudah ada. Begitu juga adanya maklumat yang dikeluarkan pihak kepolisian,”ujarnya.
Belum lagi tambah Slamet soal pergerakan orang masuk ke Kota Palu menggunakan pesawat. Hingga saat ini jumlahnya juga relatif masih cukup tinggi.
Kemudian tingkat kesadaran masyarakat terhadap imbauan Pemerintah terkait physical distancing dan sosial distancing cenderung masih kurang diindahkan masyarakat.
Atas dasar kondisi tersebut terang Slamet, maka diperlukan langkah tegas namun tetap mempertimbangkan nilai kemanusian dalam merespon semakin merebaknya covid 19.
“Dampak negatif dari kebijakan PSBB tentu memang tidak bisa dihindari. Sebab sebuah proses formulasi kebijakan di perlukan ketajaman utk memotret subtansi masalah agar target sasaran yang ingin dicapai akan lebih signifikan,”demikian Slamet Riyadi. (mdi/palu ekspres)