Kisah Inspiratif Pedagang Ikan Asin di Tengah Pusaran Covid-19

  • Whatsapp
IMG_20191222_180400
DR. Hasanuddin Atjo, MP. Foto: Dok

Ini juga menjadi salah satu sebab mengapa angka garis kemiskinan Sulteng tertinggi di Sulawesi yaitu, sebesar Rp 460 ribu  per bulan. Artinya, dikatakan tidak miskin kalau warga mampu membayar harga makanan dan non makanan sebesar 460 ribu rupiah per bulan. Dengan kata lain bahwa biaya hidup untuk memenuhi kebutuhan dasar di Sulawesi Tengah lebih tinggi dibanding dengan provinsi lainnya di Sulawesi. Karena itu angka kemiskinan kita tahun 2019 cukup tinggi dan di atas nasional yaitu, 13,18 persen.

Kelembagaan berupa koperasi pengecer harus ditumbuhkan, karena perbankan akan sulit melayani usaha mikro kecil secara perseorangan. Peran organisasi perangkat daerah yang menangani usaha mikro kecil menjadi penting.

Bacaan Lainnya

Kembali kepada strategi pasar Pasutri pedagang ikan asin, mereka tetap menjaga hubungan bisnis dengan para pengecer mitranya. Selain itu mereka mulai memperluas pasar, masuk ke pasar ecer mandiri di sejumlah pasar desa Kabupaten Donggala dan Sigi. Demikian juga dengan pasar online lokal Palu dan antardaerah. Kesemuanya ini bertujuan untuk mempercepat perputaran dan bisa menekan harga yang harus dibayar oleh konsumen.

Di masa pandemic Covid-19 yang membatasi kontak sosial dan fisik, pasutri ini berperan membatu kebutuhan warga karena tidak harus ke pasar untuk berbelanja. Selain itu ikan asin merupakan pangan yang dapat disimpan lama tanpa harus menggunakan barang penolong seperti lemari pendingin.

Dari artikel bagian kedua ini, ada sejumlah pesan moral yang tertangkap: Pertama kelembagaan pengecer di dua pasar besar Kota Palu harus dimaksimalkan, agar bisa memperoleh akses modal dari lembaga keuangan sehingga bisa menekan harga yang harus dibayar oleh konsumen;

Kedua, generasi pengecer di dua pasar besar ini, tidak lagi terperangkap dengan cara konvensional dan harus diedukasi agar segera bersiap masuk ke pasar digital mengantisipasi era distrubsi yang semakin kencang;

Ketiga attitude, pengetahuan dan keterampilan bagaikan segi tiga sama sisi yang harus dimiliki oleh setiap warga agar bisa bersaing di era distrubsi dan digitalisasi yang semakin kencang. Meskipun dibalik oleh situasi dan perubahan posisinya tetap segitiga.

Pos terkait