(bagian dua)
Oleh Hasanuddin Atjo (Kepala Bappeda Sulteng)
Dalam lima tahun terakhir laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah selalu berada di atas Nasional. Laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 merupakan anomali dengan nilai 15,52 persen sementara Nasional 4,80 persen. Pertumbuhan saat itu dipicu oleh investasi gas di Banggai dan nikel di Morowali. Tahun 2016 laju pertumbuhan turun, namun tetap di atas Nasional.
Laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 sebesar 7,15 persen, di atas rata-rata nasional sebesar 5,30 persen, dan merupakan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Ini menjadi salah satu prestasi dari Gubernur Longki Djanggola bersama jajarannya.
Selain prestasi mendorong laju pertumbuhan, dalam 10 tahun terakhir Gubernur Longki Djanggola juga dinilai mampu mengentaskan daerahnnya dari status tertinggal. Pada priode 2010-2014 semua daerah kabupaten di Sulawesi Tengah berada dalam kategori tertinggal (10 kabupaten) kecuali Kota Palu. Dan periode 2015-2019 menyisahkan 6 kabupaten dan di periode 2020-2024 tersisa tiga daerah kabupaten yaitu Donggala, Sigi dan Tojo Una-Una.
Keberhasilan Gubernur Longki dan jajarannya dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan upaya mengentaskan daerahnya dari ketertinggalan patut diberikan apresiasi di tengah sejumlah keterbatasan. Di balik keberhasilan itu, disadari masih terdapat sejumlah target yang belum berhasil direalisasikan sesuai harapan. Target yang dimaksud antara lain masih jomplangnya ketimpangan antar daerah dalam Kemiskinan; Tingkat pertumbuhan ekonomi; Pendapatan perkapita; Rata-rata lama sekolah; Usia hadapan hidup serta Ketimpangan terhadap angka pengangguran
Karena itu, kemajuan yang dicapai Provinsi Sulawesi Tengah saat ini masih dikategorikan Uncorporated. Dibutuhkan strategi atau skenario untuk mewujudkan kemajuan dengan status Incorporated, yaitu kemajuan Sulawesi Tengah dengan tingkat pemerataan yang tinggi. Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah dan salah satu prioritas pengganti Gubernur Longki Djanggola yang akan mengakhiri tugasnya di Juni tahun 2021.
Pilkada di tahun 2020 ini menjadi faktor yang sangat menentukan terwujudnya Sulawesi Tengah yang hebat dan Incorporated. Pasangan yang diusung syaratnya sudah harus inovati dan adaptif dengan tuntutan digitalisasi, selalu update dengan dinamika, serta memahami konsep kewilayahan. Bila proses penjaringan tidak menghasilkan pasangan yang sesuai dengan tuntutan perubahan, maka hampir dapat dipastikan tujuan menjadi Sulteng Hebat dan Incorporated tinggal kenangan.