Seyogyanya di penghujung Ramadhan tidak lagi disibukkan dengan perkara yang dapat mengurangi nilai ibadah yang telah dikerjakan. Justeru dianjurkan untuk melaksanakan ibadah yang dapat menambal kekurangan yang ada, agar layak menyandang predikat sebagai manusia yang berhak dikembalikan dalam keadaan suci dengan nilai taqwa di sisi Allah SWT.
Pakaian baru hakikatnya simbol yang hanya boleh dikenakan oleh mereka yang bergelimang pahala, menunjukkan kegembiraan karena telah memenangkan ibadah selama di bulan suci Ramadhan, bukan malah sebaliknya. Namun hal demikian justeru tidak kita dapatkan dari kaum salaf, tokoh pembesar Islam yang bergelimah pahala, dimana mereka menghadapi Idul Fitri, justru mengenakan pakaian yang jauh dari kata sederhana. Cukuplah menjadi nasehat bagi kita apa yang disampaikan oleh sayyidina Ali “Tidak dikatakan kembali ke fitrah hanya sekadar dengan mengenakan pakaian baru, namun kembali ke fitrah ditandai dengan bertambahnya rasa takut akan datangnya hari yang dijanjikan. Wallahu A’lam. ***