Halal bi Halal di Era Covid-19

  • Whatsapp
Muh. Nur sangadji

Dan, demikian sulitnya hingga munculah anjuran perdamaian. Berdamailah dengan virus. Saya merenung, mungkin inilah makna hakiki dari halal bi halal itu. Yaitu, damai (paece), pengakuan (recognition) dan ihlas (sincere).

Makna fundamentalnya kita temukan. Dia mengekspresikan perdamaian atau pengakuan. Setelah kita berdamai dengan sesama. Sekarang, kita ajak virus untuk genjatan senjata (berdamai).
Berdamai atau mengakui itu, mengihlaskan eksistensi. Virus itu karya cipta ilahi. Pasti ada tujuannya. Dan ini statement dari langit : “Tidaklah engkau ciptakan segala sesuatu ini dengan sia sia”. Selanjutnya, iktiar dan tawakallah yang kiranya menjadi solusi.

Bacaan Lainnya


Tentang Bawaslu. Ini bukanlah lembaga yang asing bagi saya. Pertama kali negara membentuk KPU dan BAWASLU, saya telah terlibat menyeleksi. Karena itu saya menaruh harapan besar sekali kepada kedua lembaga ini. Itulah sebabnya, diantara kesibukan beri seminar via Web, menulis dan meneliti. Ketika, ketua Bawaslu Ruslan Husen menghubungi, saya langsung meng-iya- kan.

Bawaslu ini sebetulnya punya misi yang sangat besar dan mulia. Juga, mengendalikan virus. Bahkan virus yang lebih berbahaya. Kalau covid 19 melekat di paru paru. Maka, virus yang diurus Bawaslu itu melekat di hati manusia. Dia bernama Virus tamak dan curang (VTC).

Ketika virus Covid 19 teratasi, maka orang Indonesia akan sehat walafiat. Namun, bila virus VTC dapat dikendalikan oleh Bawaslu, Insya Allah, Indonesia akan damai sejahtera, adil dan makmur. Karena keadilan demokrasi tercipta dan rasa percaya tumbuh.

Dan, inilah esensial yang paling dalam dari Halal bi Halal yang dihelat di masa pandemi covid 19 saat ini. Wallahu A’lam bi syawab.

Pos terkait