Belajar Virtual: Antara Solusi dan Ketimpangan

  • Whatsapp
Muh. Ilyas. Foto: Istimewa

Namun di tengah pembelajaran jarak jauh akhir-akhir ini, guru juga harus menjadi guru yang memberi kebermutuan layanan. Mengapa tidak, pembelajaran jarak jauh ini bukan tanpa reaksi dari berbagai pihak, yang tentu pihak yang dimaksud adalah para orangtua, siswa dan masyarakat secara umum yang memiliki berbagai keterbatasan ekonomi, akses jaringan internet dan ketidakmilikan gedget, serta banyaknya orang tua tersadar betapa tidak mudahnya mendidik dan mendampingi anak belajar dari rumah.

Reaksi negatif atas ketimpangan yang disebutkan di atas terhadap pembelajaran virtual tidak seharusnya terjadi dari pihak manapun. Karena menghadirkan pendidikan ke anak adalah kebutuhan pokok, yang tentu harus segera diatasi.  Berbagai kebutuhan keluhan dari orangtua siswa sudah selayaknya pemerintah dan pihak-pihak lain hadir dan membantu untuk memenuhinya. Amanah undang –undang dasar juga menitikberatkan untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.  Bahkan, dalam lagu Indonesia Raya terdapat kata “Bangunlah jiwanya,  baru bangun badannya”.  Ini menunjukkan bahwa secara historis tokoh dan pendiri bangsa ini menekankan pendidikan yang berkeadaban dan berkelanjutan dalam situasi dan kondisi apapun.

Bacaan Lainnya

Perang orangtua di tengah pembelajaran virtual menjadi lebih dominan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan pihak sekolah. Maka sinergitas orangtua dan sekolah menjadi keharusan. Seperti,  orangtua harus terlibat langsung dalam mengawasi kegiatan pembelajaran dengan mengontrol jadwal pembelajaran anak dan memberikan motivasi agar semangat mengikuti pembelajaran jarak jauh. Hal lain yang patut menjadi sinergitas adalah mendampingi anak belajar dengan menjadi teman diskusi dan mengarahkan anak menjadi pembelajar aktif dengan tetap memperhatikan adab-adab dalam menuntut ilmu.

Maka dalam pembelajaran virtual ada tiga unsur yang tidak bisa terpisahkan, yakni guru, orang tua dan murid. Ketiga unsur ini harus bersinergi dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif, aman dan tercapainya tujuan pembelajaran.

Sudah selayaknya guru dalam proses pendidikan virtual di masa pandemi fokus pada pendidikan kecakapan hidup yang bersifat inklusif  dan kontekstual, serta dalam memberi penugasan yang bervariasi kepada peserta didik sesuai minat dan kondisi setempat. Di sisi lain satuan pendidikan terus mengedepankan pola interaksi dan komonikasi yang positif antara guru dengan orang tua / wali murid.  Ke semua ini ketika tersinergi dengan baik akan mendorong kaloborasi sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah agar pembelajaran jarak jauh di tengah pendemi ini bisa berjalan sesuai rencana. ***

Pos terkait