La Premiere Voyage

  • Whatsapp
Nur sangadji. Foto: Dok

Di Taliabu untuk kasus ini, pemerintah tidak perlu melakukan semua itu. Investor dan atau pengusahanya adalah rakyatnya sendiri. Para petani perkebunan. Di sektor pendidikan ada istilah “peer education”. Dunia Penyuluhan mengenal terminologi, “farmer led farmer”. Intinya adalah menolong sesama. Rakyat menolong rakyat. Sam Ratulangi mewariskan kata bijak, “sitou timou, tumou tou”. Manusia hidup, menghidupkan manusia yang lain.


Saya mencari rumusan kalimat yang cocok untuk menggambarkan apa yang saya lihat di Taliabu. Barangkali, adalah : “miskin tapi kaya, atau kaya tapi miskin”. Bila ada diksi “Pengangguran yang tidak Kentara” (disguise unemployment). Maka, di Taliabu berlaku istilah “Kekayaan yang tidak kentara” (disguise luxsery). Nyambunglah dengan asumsi tentang potensi yang tersembunyi. Kekayaan biodiversity yang berlimpah.

Bacaan Lainnya

Ukuran indikator untuk mengukur tugas pemerintahan di seantero dunia ini selalu mengarah pada tiga soal. Mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja dan menekan pengangguran. Keseluruhannya berujung pada pengentasan kemiskinan dan pencapaian kesejahteraan. Pemerintah disebut sukses bila berhasil membereskan tiga soal tersebut.

Di kasus Kecamatan Lede Taliabu, tugas itu diambil alih oleh rakyat.
Saya lalu bertanya, apa “incentive” yang telah atau perlu diberikan pemerintah ? Tentu, kepada kaum tani yang sudah membantu tugas pemerintah ini..? Kasat mata bisa disebut. Bantuan sarana dan prasarana produksi dan pastikan jaminan pasar yang adil dan simetris. Pertanyaannya, sudah sejauh mana dilakukan ? Ini baru satu komoditi bernama cengkih. Bagaimana dengan komoditi yang lain ?


Pagi itu, penginapan kedatangan tamu dari Jakarta. Satu rombongan dari Kementerian Perkebunan. Mereka datang untuk mengurus kelapa. Ini juga komoditas andalan. Saya berkesempatan cerita panjang dengan salah satu yang paling senior, Mas Heru. Beliau punya banyak pengalaman, mulai dari hutan, kebun hingga garam.

Mas Heru bercerita banyak tentang mengalaman mengadopsi pohon, menzonasi dan menginvestasi hutan buatan. Beliau juga bicara tentang program kemitraan dengan petani di masa orde baru. Pokoknya sangat menarik dan inspiratif. Banyak yang bisa diduplikasi sebagai “best practice”.

Pos terkait