Waktu bekerja dengan UNDP untuk program City Development Strategy (CDS) tahun 2002, saya anjurkan pemerintah lokal untuk memburu para tamu hotel. Saya bahkan menggunakan istilah “menculik” para tamu ini untuk konkow-konkow. Mengapa..? Sebab, mereka yang datang ini, kaya dengan informasi, agenda dan jaringan (net working). Sayang, kalau disia-siakan. Mungkin bagian infokom bisa dititipi misi ini dalam tupoksinya.
Saya ingat cerita tentang Fadel Mahamad saat menjabat Gubernur Gorontalo. Satu saat beliau dengar ada orang asing tertentu, transit di bandara Gorontalo. Gubernur langsung mendatanginya. Pastilah tamu itu kaget, terperanjat dan kagum karena merasa dihargai.
Ujung dari obrolan tidak resmi itu, Gorontalo mendapat bantuan internasional yang sangat besar. Bukan langsung dari tamu asing itu. Tapi, dari jejaring yang dimiliki tamu asing tersebut. Mengapa bisa terjadi.? Bisa, karena orang asing itu telah menjadi promotor (meet maker) informal Pemda Gorontalo ke jejaring profesi dan bisnis beliau. Dan, semuanya dimulai dari langkah yang sangat sederhana.
Tapi, ini baharu mungkin, bila para pemimpin daerahnya visioner dan rendah hati serta mau belajar. Mampu keluar dari zona feodalistik yang biasa melingkupi karakter kepemimpinan “leadership attitude”. (BERSAMBUNG)