Wisata di Tengah Pandemi, Pengunjung Telaga Tambing Batasi

  • Whatsapp
PAKAI MASKER - Pengunjung Telaga Tambing tetap menggunakan masker selama kunjungan, Minggu 1 November 2020 (f-kia)

POSO, PALU EKSPRES – Balai Taman Nasional Lore Lindu (BTNL) membuka kembali kunjungan wisata di Telaga Tambing – Desa Sedoa – Poso. Bumi Perkemahan di Telaga Tambing sempat tutup karena pandemi. Herman Siasa, Kepala Seksi Wilayah III Tongoa, kepada wartawan menjelaskan, masih dalam suasana Covid-19, pengunjung yang masuk dibatasi. Cukup hanya 30 persen dari daya tampung kawasan perkemahan yang mencapai 750-1.000 orang.

Herman mengatakan, setiap pengunjung yang masuk dipastikan harus menjalankan protokol kesehatan. Mencuci tangan, menggunakan masker. Jika tidak menjalankan protokol Covid-19, dipastikan yang bersangkutan tidak ditolak. ”Kalau tidak ada masker, pasti ditolak,” katanya.

Untuk menyesuaikan protokol kesehatan jaga jarak, Herman menjelaskan Bumi Perkemahan Telaga Tambing hanya menerima 30 persen atau 300 orang dari kapasitas normal yang mencapai 500 hingga 750 orang. Sebelum Covid pada akhir pekan pengunjung mencapai 1.000 orang. Mereka tak hanya berasal dari Kota Palu dan sekitarnya. Tapi juga dari luar Sulawesi Tengah, seperti Kalimantan dan Makassar. ”Mereka datang khusus berwisata di sini,” jelasnya.

KETAT – Sebelum masuk pengunjung harus diperiksa suhu tubuhnya dan tetap menggunakan masker (f-kia)

DILARANG BAWA GITAR

pasca ditutup selama dua minggu membawa perubahan berarti bagi habitat di Bumi Perkemahan Telaga Tambing. Burung-burung yang selama ini tak lagi berkicau karena terganggu kebisingan yang diciptakan pengunung perlahan mulai muncul lagi.
Karena itu, Herman mengaku pengunjung memberlakukan aturan baru. Pengunjung tidak diperkenankan membawa gitar dan speaker yang membuat kebisingan di sekitar arena camping ground. ”Jika ada kedapatan membawa gitar dan speaker kita setop di sini,” ungkapnya kepada wartawan, Minggu 1 November 2020.

Kedepannya, tambah Herman pimpinan BTNL sedang memikirkan untuk mengurangi jumlah pengunjung 40 – 50 persen dari jumlah kunjungan normal. Komitmen ini menunjukan bagaimana upaya BTNLL tetap mengedepankan kepentingan ekosistem di Telaga Tambing tanpa harus menghilangkan kesempatan warga menikmati pesona alam.

Masih menurut Herman, pihaknya terus membenahi kawasan Telaga Tambing sebagai kunjungan wisata alam. Penambahan fasilitas dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lain kepada pengunjung sehingga tidak saja sekadar wisata tetapi juga wahana untuk edukasi. ”Telaga Tambing semacam laboratorium alam, tempat burung endemik, ratusan tumbuhan yang bisa dipelajari,” katanya.

Pos terkait