Menemukan Metode Pembelajaran Alquran yang Efektif bagi Mahasiswa

  • Whatsapp

Mengingat keterbatasan itu, tim kemudian memutuskan menjalin kerjasama dengan mitra. Pilihan lalu jatuh pada MPM, Mahasiswa Pencinta Musala. Ini sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) resmi. Di Fakultas Hukum Universitas Tadulako, MPM memang menjadi mitra stategis yang tepat. Bukan saja karena organisasi ini memiliki program pemberantasan buta aksara Alquran bagi mahasiswa. Tapi juga MPM ternyata mengalami kendala metodologis. MPM mengeluhkan soal metode efektif pembelajaran Alquran bagi sesama  mahasiswa. Kendala metodik ini diperparah dengan kurangnya minat mahasiswa untuk mengikuti program yang ditawarkan MPM.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama dua hari. Tanggal 24 dan 25 Agustus 2020. Melibatkan 5 orang Tim Pengabdi dan 30 orang aktivis divisi dakwah MPM. Bertempat di Masjid Darul Hikmah Tondo. Kegiatan selama dua hari itu berfokus pada satu hal; menemukan metode pembelajaran Alquran yang efektif untuk mahasiswa. Fokus ini begitu penting. Sebab akan menjadi kunci penentu kiat, strategi dan penggugah minat dalam pembelajaran Alquran. Tidak saja bagi anggota MPM. Tapi juga bagi mahasiswa pada umumnya. Upaya menggugah minat ini juga tak kalah pentingnya. Terutama bila merujuk pada  faktor penyebab keengganan mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran Alquran.

Bacaan Lainnya

Terdapat tiga faktor penyebab enggannya mahasiswa mengikuti pembelajaran Alquran. Pertama, faktor  psikologis. Berwujud rasa malu mengikuti pembelajaran Alquran yang pengajarnya sesama mahasiswa. Kedua,  faktor metode. Berupa metode pembelajaran Alquran yang tidak tepat untuk segmen mahasiswa. Ketiga, faktor timing. Faktor ini lebih pada tidak sinkronnya waktu pembelajaran Alquran dengan jadwal perkuliahan.

Mempertimbangkan ketiga faktor itu, maka kegiatan pengabdian ini direalisasikan dalam bentuk pelatihan. Materinya seputar metode pembelajaran Alquran yang tepat guna lagi efektif bagi mahasiswa. Untuk itu, ditawarkan tiga metode; metode iqra’, metode qira’ah, dan metode tahsin. Selama dua hari kegiatan, ketiga metode inilah yang dieksplor tim pengabdi bersama 30 orang peserta. Mulai dari metode Qira’ah di hari pertama, hingga  metode Iqra, dan Tahsin di hari kedua.

Pos terkait