Diskusi Ringan Bersama Rusdy Mastura; Pangan dan Energi Penentu Daya Saing

  • Whatsapp
Gubernur terpilih Rusdy Mastura bersama Hasanuddin Atjo. Foto: istimewa

Oleh Hasanuddin Atjo

Kamis, tanggal 4 Februari di 2021 kembali saya mengunjungi salah satu klien industri tambak udang modern, teknologi Supra Intensif di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Bacaan Lainnya

Hampir di sepanjang tahun 2020, rute direct Makassar ke Batulicin Tanah Bumbu atau sebaliknya ditutup. Boleh jadi terkait dengan strategi Lockdown, menekan laju penularan Covid-19. Dan pada saat itu, menuju Batulicin, ibukota kabupaten Tanah Bumbu, terpaksa melalui Banjarmasin dan perjalanan darat antara 6 – 7 jam, atau melalui bandara udara Kota Baru, induk Kabupaten Tanah Bumbu. Dan, perjalanan dilanjutkan dengan speed boat/Fery, selama 1 – 2 jam. Kunjungan kali ini sengaja bersama gubernur terpilih Sulawesi Tengah, Rusdi Mastura bersama beberapa kawan dari Palu. Dan Alhamdulillah direct Makassar-Batulicin selama 70 menit.

Maksud dari kunjungan bersama tersebut tidak lain sebagai upaya memberi motivasi dan semangat bahwa apa yang telah menjadi visi dan misi Rusdi bersama Makmun mendorong pangan, di antaranya udang sangat beralasan.

Di saat menunggu boarding, kami sarapan di salah satu restoran, Bandara Hasanuddin, Makassar. Saya dan beberapa kawan teribat diskusi ringan bersama Rusdi Mastura, Gubernur terpilih Pilkada Sulteng 2020. Beberapa saat kemudian, Gubernur terpilih Rusdi Mastura mulai angkat bicara bahwa kita di kurun waktu lima tahun ke depan “cari uang” dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Sulteng dalam upaya perbaikan fiskal dan menurunkan angka kemiskinan. Rusdi mengatakan kita harus fokus membangun sektor pangan, energi dan pariwisata. Di sektor pangan kita akan kembangkan komoditi Udang; tanaman Porang, Durian Monsanking; ternak besar Sapi dan Rotan.

Jadi, lima komoditas unggulan yang akan jadi fokus kita dengan pendekatan industrialisasi. Di sektor tambang terutama nikel dan biji besi, kita akan arahkan kepada program hilirisasi termasuk industri smelter untuk nilai tambah. Dan tidak berhenti sampai di situ, karena akan didorong industri baterai lithium yang akan menggantikan energi konvensional fosil seperti BBM dan batu bara.

Selain itu, kita juga akan lakukan redesain pengelolaan tambang yang lebih ke ramah lingkungan sesuai pesan yang termuat dalam 17 Goals SDGs 2016 -2030. Mutlak diperlukan IPAL terstandarisasi.

Pos terkait