Oleh Nur Sangadji
Kita sedang ada di era di mana generasinya diberikan label yang belum pernah kita dengar sebelumnya. Dahulu, kita sering mendengar generasi muda, generasi tua, generasi penerus. Atau, generasi berdemensi waktu seperti generasi 08, 28, 45, dan 65.
Kini muncul istilah generasi milineal, generasi x, y hingga generasi z. Inti yang mau dijadikan penciri adalah generasi dengan penguasaan teknologi, terutama IT (informasi dan teknologi). Karenanya, ada istilah generasi 4.0 atau 5.0.
Satu saat saya terlibat dalam sebuah diskusi tentang perubahan. Saya bilang, perubahan itu niscaya. Dia (change), oleh Bruce Mitchell dalam bukunya, Enviromental Management. Beliau sandingkan dengan pertumbuhan (growth), keseimbangan (equilibrium), kerumitan (complexity) dan sengketa (conflict). Ini butuh bukan cuma kehebatan tapi juga kepekaan dan kesesuaian.
Karena itu, Charles Darwin yang bilang. “The survival spesies are those who respon to the change” (spesies yang bisa bertahan adalah yang peka atau respon terhadap perubahan). Dinosaurus sebagai contoh keperkasaan mahluk hidup, tapi saat ini hanya tinggal nama dan gambar saja.
Namun demikian, seperti apa pun perubahan, lenyap dan punah, bahkan hingga bumi ini luluh lantak. Ada hal yang stabil dan tidak ikut berubah yaitu; “morality and raw material”. Moralitas itu stabil sepanjang masa. Ketika moralitas berubah mungkin itulah batas perubahan duniawi.
Seperti halnya moralitas, bahan baku juga tidak akan berubah. Dia tunduk ke dalam hukum sunatullah. Diterjemahkan ke dalam format scientific bernama hukum thermodinamika. Ini menyangkut hukum kekekalan energi.
Kita bisa bikin apa saja dari air. Tapi, barang apa saja itu, tidak bisa ada tanpa air. Kita boleh makan apa saja yang terbuat dari beras. Tapi sekali lagi, tetap harus ada beras. Kecuali kalau kita bikin beras dari plastik untuk dikonsumsi pihak lain. Namun, itu melewati moralitas dan berakibat mortalitas.
Karena itu, anak anak generasi z sekalipun harus tunduk pada hukum kemanusiaan bernama moralitas. Dan, hukum alam bernama bahan baku (plasma Nutfah). Generasi z ini, bahkan mampu bikin air minum dari air laut sekalipun. Tapi, syarat utamanya adalah air laut. Dia, air laut itu, tidak boleh tidak ada. Artinya, dia stabil.