Pelajaran dari Bom Makassar

  • Whatsapp
Muh. Nur sangadji

Oleh Muhd Nur Sangadji

Bom Bunuh diri di gereja katedral Makassar akhir Maret 2021 ini menggemparkan jagat raya. Mengapa harus Makassar ?. Banyak analisa intelejen menerkanya. Tapi yang jelas, Ini merupakan peristiwa penistaan terhadap kemanusiaan yang amat memilukan. Dia bisa hadir di mana saja, di seantero bumi ini. Kita bertanya, doktrin sekuat apa yang telah menggerakkan manusia, memberi dirinya untuk mati. Bersedia mengorbankan hidupnya sendiri.

Bacaan Lainnya

Dahulu, orang mengenal keberanian tentara Jepang dengan aksi bunuh dirinya. Aksi itu sangat populer dengan nama “Kamikaze”. Anak-anak muda Jepang disumpah, bersedia mati untuk “Kaisar”. Itu saja mereka berani. Apalagi, kalau doktrinnya, mati untuk Tuhan. Pastilah lebih berani lagi.

Padahal, telah ada pesan suci yang datang dari langit. Tuhan sendiri memfirmankannya dalam buku suci. “Barang siapa yg menghilangkan satu jiwa tanpa alasan yg benar, sama dengan membunuh seluruh umat manusia”.


Saya merenung, bagaimana bisa, pesan suci ini kalah kepatuhan nya dengan doktrin manusia ? Boleh jadi, pesan suci ini tidak sampai. Atau, mungkin counter firman-nya lebih hebat. Juga, barangkali metoda dan strategi pencucian otaknya (brain wash) lebih efektif. Mengalahkan dakwah konvensional atau upaya penyadaran kolektif lainnya yang digagas negara.

Apa pun analis yang kita buat, kejadian pemboman ini menunjukkan bahwa aksi terorisme itu masih eksis. Dia masih terus mengancam kehidupan manusia di mana pun di bumi ini. Motifnya bermacam macam. Mulai dari alasan idiologi, politik, ekonomi, budaya, etnik hingga penyimpangan pemahaman keagamaan (deviant perception).

Aktor di masing masing alasan ini, memiliki militansi dan daya rusak tindakan yang berbeda. Hemat saya, alasan idiologi yang lebih mengakar, sebab alasan ini bisa diwariskan. Alasan lainnya, mungkin hanya persoalan kekecewaan atau kekeliruan pemahaman. Meskipun, sebahagian besar gerbangnya adalah kekecewaan (dissatisfaction).


Karena itu, kiranya pihak aparat keamanan dapat menganalisis dengan cepat berdasarkan fakta-fakta lapangan. Tujuannya, untuk menemukan motif dan pelaku yang sesungguhnya. Selanjutnya, menjadi acuan untuk mengantisipasi hal serupa pada masa yang akan datang.

Pos terkait