TEPAT di jalur lintas trans-Sulawesi, tepatnya di poros jalan Dusun Kebun Kopi desa Nupabomba kabupaten Donggala, terdapat sebuah Pesanggrahan di sebelah kanan jalan menuju Desa Toboli.
Masyarakat tahunya dulu itu sebuah Pesanggrahan Belanda. Cerita lama menyebutkan dahulu itu adalah shelter bagi para pelintas dan juga para pekerja kebun kopi milik ambtenaar Belanda. Tak ada yang tahu sejak kapan Pesanggrahan itu didirikan dan siapa kini pemiliknya.
Tentang pesanggrahan itu ada 2 hal yang tidak lepas dari ingatan masyarakat di sekitar. Pertama, dahulu di sana ramai orang bercengkerama beristirahat melepaskan penat sambil menikmati keindahan panorama alamnya. Kedua, pesona magis tempat tersebut dimana meski siang hari terlihat gedung itu kosong melompong akan tetapi bila malam justru terkadang ada suara ramai orang bercengkrama meski tak ada penampakkan seorangpun. Gelap gulita.
Secara geografis, Pesanggrahan Belanda itu masuk dalam kawasan kerajaan Jin dari Uventira. Uve berarti air. Ntira artinya air yang jatuh mengalir. Kerajaan Jin ini bukan sebuah mitos tapi nyata.
Bagi masyarakat di Nupabomba, kerajaan ini bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan. Saya juga yakin toaka Yunan Lampasio saat dulu berkampanye untuk DPD melintasi pesanggrahan. Beliau pasti sudah mendengar soal ini.
Hanya sedikit yang masih ingat, kalau dulu di sebelah pesanggrahan sebelum tergusur pelebaran jalan pernah tinggal seorang Putri Toboli peranakan China bernama Lili. Almarhumah adalah putri angkat Gusti Pangeran Haryo (GPH) Tjokrodiningrat, Sang Ketua dan Pendiri Lembaga Reclaseering Indonesia. Lembaga yang mengurusi salah satunya soal Pahlawan dan keluarga Pahlawan di Indonesia.
Dari beliaulah diberi petunjuk dimana letak makam Karanja Lembah disemayamkan di Sukabumi dan siapa saja yang harus dihubungi anak cucu dari Sang Pemberontak.
Pesanggrahan itu kini sepi dan tak ada lagi cerita bersambung. Tak ada lagi sahabat bercerita saat melintas. Warung merah muda tinggal kenangan, tak ada kopi pahit juga Lalampa. Lili telah beristirahat panjang membawa seluruh misterinya. Dua minggu setelah baca doa tahlil seseorang mendatangi memberitahukan bahwa tak usah dicari lagi. Dia telah menyusul bapak angkatnya dan hidup tenang di dunia gaibnya.
Tertinggal soal kenangan cita rasa Lalampa Toboli. Disanalah keluarga besar Lili mengelola Lalampa yang terkenal itu.