Namun ironi, kenyataan di lapangan terjadi pada masyarakat sekarang adalah ketidapatuhan dalam penerapan protokol kesehatan, bahkan ketidakpatuhan ini tidak saja dilakukan oleh masyarakat biasa, namun justru dari orang-orang yang menganjurkan penerapan protokol kesehatan tersebut. Contoh yang sering disaksikan adalah kampanye memakai masker yang dilakukan petugas di sudut-sudut jalan, diperempatan, di lampu merah atau di tempat yang diketahui berkermunnya orang banyak, namun sayang justru di tempat itu pula justru para juru kampanye tidak mematuhi aturan untuk menjaga jarak serta terjadinya penumpukan orang banyak (ditahan, diinterogasi bahkan diberi sanksi). Di tempat razia dan kampaye itu pula semestinya disediakan air dan sabun untuk mencuci tangan sebab ada transaksi seperti sekadar memperlihatkan identitas (tatkala kena razia tidak memakai masker),
Jika penerepan protokol kesehatan ini tidak diikuti keseriusan, justru masyarakat semakin hilang kepercayaannya terhadap aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Bahkan masyarakat lebih meyakini berita hoax daripada aturan yang dibuat oleh negara. Masih banyak disaksikan kerumuan orang di pasar tidak memakai masker, masih adanya orang-orang yang mengunjungi taman-taman kota dengan mengabaikan protokol kesehatan. Jika penerapan protokol kesehatan ini dilakukan tidak secara konsisten, tidak berkesinambungan, razia di tempat-tempat yang memungkinkan berkerumun orang banyak (selain tempat ibadah sesuai ketentuan), dilakukan hanya sesaat, kampanye protokol kesehatan hanya dilakukan persimpangan jalan dan hanya sesaat, apalagi kampanye tersebut dikiuti dengan sanksi joget dan yanyi di jalanan, sebuah sanksi yang kurang bijak apalagi dilakukan terhadap orang yang lebih tua, maka pandemi Covid-19 ini justru semakin mewabah dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa keluar dari masalah ini.
Sikap konsisten dalam penerapan protokol kesehatan saat ini yang lebih diperteges. Jika dilakukan razia pemakaian masker, jangan sampai terjadi penumpukan orang, sediakan air untuk mencuci tangan di tempat razia, dan tidak perlu ada aksi joget dan nyanyi-nyanyi di jalanan, penerapan sanksi seperti itu kurang bijak untuk diterapkan. Jika ada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan, berikan sanksi yang membuat efek jera, tanpa membuat orang merasa dipermalukan di jalanan. Justru sanksi seperti itu memunculkan nada “nyinyir” di kalangan masyarakat, seakan razia dan kampaye penerapan protokol kesehatan di jalanan itu hanya hiburan. (Maaf, nyanyi dan joget mungkin disenangi anak-anak, tapi tidak untuk orang yang sudah tua)