Integrated Farming, Dinilai Mampu Tingkatkan Daya Saing dan Kesejahteraan

  • Whatsapp
Dr Hasanuddin Atjo (kiri). Foto: istimewa

Oleh Hasanuddin Atjo (Ketua KP3 Sulteng)

PANGAN di masa pandemi Covid- 19 menjadi salah satu usaha yang kurang terpengaruh oleh lesunya bisnis global dan regional akibat adanya pembatasan pembatasan pada sejumlah aktifitas kehidupan. Dan yang menarik bahwa makan adalah aktifitas yang tidak boleh dikurangi.

Bacaan Lainnya

Bahkan pemerintah telah memberi perhatian lebih akan ketersediaan maupun distribusi pangan, agar dapat diakses untuk meningkatkan immunitas maupun kesembuhan masyarakat yang positif terinfeksi virus Covid-19 dan telah terbukti berisiko mematikan.

Kondisi ini tentunya dapat menjadi peluang dan motivasi bagi petani dan peternak untuk meningkatkan kinerja usaha taninya agar mampu bersaing pada era globalisasi yang semakin ketat karena disertai oleh sejumlah inovasi yang makin maju dan modern.

Selama ini usaha tani dari mereka belum memberikan pendapatan mensejahterahkan. Dan tergambar dari Nilai Tukar Petani gabungan (NTP gabungan) yang umumnya kurang dari 100%, dan ditengerai bahwa kurangnya nilai tambah usaha tani menjadi salah satu faktor penyebab utama.

Secara umum daerah- daerah pada kawasan timur Indonesia nilai NTP gabungan rendah, bahkan banyak di antaranya kurang dari angka 100 % yang memberi gambaran indeks yang dibayarkan lebih besar dari indeks yang diterima oleh petani. Artinya, bahwa potensi menabung dari usaha tani mereka minim.

Sebagai salah satu contoh bahwa NTP gabungan Provinsi Sulawesi Tengah di Desember 2020 sebesar 96,91 % terdiri Pertanian Pangan 97,45%; Hortikultura 96,38 %; usaha Perkebunan Rakyat 94,43 %  dan Peternakan 96,62%; serta Perikanan sebesar 99,47 %.

Hal yang sama juga dialami hampir semua wilayah di kawasan timur Indonesia, sehingga persoalan ini sudah seharusnya memperoleh perhatian dari segenap komponen terkait, utamanya dari pemerintah daerah yang memiliki potensi pada kedua jenis usaha tani tersebut.

Integrated farming atau usaha tani terintegrasi antara padi sawah dan ternak sapi dinilai bisa menambah pendapatan karena adanya nilai tambah dari symbiosis mutualisme bagi kedua usaha tani itu. Selama ini pola kedua usaha tani tersebut berlangsung sendiri- sendiri.

Pos terkait