Keempat, Moderasi beragama.
Moderasi Beragama adalah cara beragama yang moderat, tidak ekstem. Cara beragama yang damai, toleran dan menghargai perbedaan. Moderasi Beragama bukanlah Moderasi Agama. Moderasi beragama berada pada tataran sosiologis dalam wilayah praktek keberagamaan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
Artinya, pada tataran teologis, setiap orang berhak dan bahkan seharusnya meyakini kebenaran agamanya. Tetapi pada saat yang sama (pada tataran sosiologis) memahami bahwa orang lain pun memiliki keyakinan terhadap ajaran agama mereka. Karena keyakinan adalah wilayah yang sangat subjektif, wilayah hati.
“Analogi paling sederhana, seseorang boleh berpandangan bahwa pasangannya yang paling cantik atau ganteng, tapi tidakperlu risau kalau orang lain juga mengakui bahwa pasangan mereka paling cantik atau ganteng, karena kecantikan dan kegantengan sangat subjektif,” ujarnya.
Kelima, Kesadaran global
Kesadaran bahwa apa yang dilakukan akan berdampak luas. “Hindari sikap-sikap atau pernyataan yang sifatnya menilai ajaran agama atau keyakinan orang lain,” ujarnya.
Saat ini tambahnya, hampir setiap orang membawa camera video recorder, yang siap merekam segala sikap dan pernyataan anda dan menyebarkannya di dunia maya. (bid/paluekspres)