Demikian juga dengan Pertalite. Meskipun Indonesia direkomendasikan menggunakan BBM dengan minimal Oktan 91, namun Pertalite dengan Oktan 90 tidak seharusnya dihapuskan dalam jangka waktu yang dekat.
“Harus ada pertimbangan yang matang terkait dengan daya beli dan akses sehingga tidak menyulitkan masyarakat,karena daya beli yg semakin rendah dan akan meningkatkan kemiskinan,” tuturnya.
Syarief Hasan mendorong, pemerintah harus meninjau kembali wacana penghapusan BBM tersebut. “Perlu ada peninjauan kembali terkait ketersediaan BBM pengganti dan harga serta akses masyarakat. Kita berharap, sebelum dilakukan penghapusan, jenis BBM yang akan menggantikan sudah tersedia sehingga dapat diakses dan memiliki harga yang murah,” katanya.
Syarief juga meminta pemerintah harus melakukan sosialisasi sebelum melakukan penghapusan. Kata dia, pemerintah harus memperbaiki komunikasi dengan masyarakat sebelum mengambil kebijakan lewat sosialisasi-sosialisasi.
“Pemerintah juga harus mendengarkan harapan-harapan masyarakat kecil,dan menjaga agar daya beli mereka tidak semakin tertekan dan rendah,” pungkasnya. (jwp/pe)