Menurutnya, saat pertemuan dengan beberapa Wabin justru kesan yang ada seperti sebuah rumah bersama yang penuh dengan senyuman dan canda warganya meski penerapan standar pengamanan sangatlah ketat. Ruang salon kecantikan dan wartel dipenuhi pengguna jasa layanan.
Dalam diskusi yang dipandu Asisten Susiati terungkap visi pengelola Lapas untuk memajukan standard pelayanan yang ada.
Menurut Sofyan, ditengah keterbatasan biaya operasional, Kepala Lapas, Nur Mustafida terus mengembangkan inovasi pelayanan. “Tentu ini sangat memberi motivasi Ombudsman bermitra membantu upaya pemenuhan 14 standar pelayanan sebagaimana diamanahkan UU.Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,” ujarnya.
Kata mantan dosen di Universitas Tadulako ini, tanpa ada inovasi, profesionalitas dan integritas pengelola maka sulit Lapas ini meraih Zona Integritas. “Kerja Keras dan Kerja ikhlas adalah tekad yang akan dibuktikan saat penilaian dari Klinik 14 Ombudsman kelak,” tandasnya.
Sofyan menilai Lapas tersebut wajib menjadi contoh pengelolaan Lapas di Sulteng dimana dia menilai ada Srikandi hebat menjadi pengelolanya. (***/Pe)