Jangan Sepelekan Doa Anak Kecil

  • Whatsapp
H. Sofyan Arsyad. Foto: istimewa

Di dalam masjid, ceritanya lain lagi. Banyak anak trauma karena diperlakukan kasar oleh orangtua/dewasa. Anak menjadi korban ego mereka. Berdalih ingin khusyuk beribadah, membuat tak sejengkal pun ruang masjid tersisa untuk anak yang suka bermain. Padahal, dunia anak adalah dunia bermain. Masjid pun menjadi tempat tak ramah bagi anak. Sepi dari suara anak kecil.
Tipikal orang tua seperti itu, ada di sekitar kita. Jika Anda seorang diantaranya, maka pesan Sultan Mohammad Al-Fatih ini perlu disimak. Agar tak menyesal di kemudian hari. Sang penakluk Constantinople itu berkata; “Jika suatu masa Kamu tidak mendengar bunyi gelak tawa anak-anak riang gembira diantara shaf-shaf shalat di masjid-masjid, maka sesungguhnya takutlah kalian akan datangnya kejatuhan generasi muda di masa itu”.
Anak adalah generasi penerus. Jika tidak dibiasakan sejak kecil ke masjid, maka siapa yang akan meneruskan perjalanan kaum muslimin untuk memakmurkan masjid? Jika sering kita marahi, boleh jadi anak mengalami trauma dan enggan kembali ke masjid. Mereka lebih enjoy habiskan waktu di arena game play station.
Padahal tak satu pun sahabat yang meriwayatkan sikap kasar Rasulullah terhadap anak di dalam masjid. Abu Hurairah menuturkan, suatu ketika kami sholat Isya bersama Rasulullah. Saat sujud, Hasan dan Husain naik ke punggung Nabi Saw. Saat bangkit, beliau meraih kedua cucu kesayangannya itu dengan lembut, lalu meletakkan mereka secara perlahan. Saat kembali sujud, mereka lagi-lagi naik ke punggung Nabi. Seusai sholat, Rasuulullah meletakkan kedua cucunya di pangkuan paha beliau. (HR Al Hakim).
Begitulah cara Nabi memperlakukan anak kecil. Kita patut meneladaninya. Bungkus egomu dan simpan amarahmu. Agar dimana-mana lahir masjid yang ramah terhadap anak. Wallahu a’alam.*

*) Penulis adalah Penyuluh Agama Ahli Muda Kanwil Kemenag Prov. Sulteng

Pos terkait