Oleh: Muhd Nur Sangadji
INI adalah istilah yang sangat populer di kalangan akademisi perguruan tinggi pada era tahun 80 an. Pola Ilmiah Pokok (PIP) merupakan hal yang membedakan jati diri atau identitas universitas yang satu dengan lainnya.
Kala itu, mulai dicita-citakan keunggulan masing-masing universitas dari aspek atau bidang kajian berbasis potensi yang melekat pada masing masing universitas.
Kala itu, setiap universitas berlomba membentuk jati dirinya mengikuti pola ilmiah pokok yang telah ditetapkannya. Ada, PIP Kelautan, Pertanian, Lingkungan Hidup, Pemukiman dan lain-lain.
Waktu itu, juga dicitakan bila orang ingin beljar tentang satu bidang maka datangilah Universitas sesuai PIP-nya. Begitu juga, bila orang ingin mengetahui suatu kajian keahlian, mereka datangi universitas yang mandalami kajian bersangkutan. Sayang, hal yang seperti ini tidak lagi terdengar saat ini.
Tiba-tiba saya tersentak ketika seorang mahasiswa bertanya pada saat workshop tentang kebudayaan dan beasiswa Perancis di Universitas Tadulako. Mahasiswa tersebut bertanya tentang universitas favorit di Perancis.
Pihak kedutaan Perancis yang hadir pada workshop saat itu memberikan penjelasan bahwa di Perancis hingga saat ini tidak ada istilah universitas favorit. Semuanya tergantung apa yang ingin dipejari, akan di tunjukan ke Universutas yang sesuai dengan kajiannnya.
Semisal, kalau ada mahasiswa yang ingin belajar tentang pesawat, mereka akan belajar di Universite de Toulus di kota Toulus Perancis Selatan. Bila ingin belajar tentang perikanan dan kelautan, mereka akan belajar di Brest Perancis Timur atau Marseille di Perancis Selatan, daerah yang dekat dengan laut.
Dan, bila mereka ingin belajar tentang politik lebih pas memilih Universite de Sourbone di Paris yang telah melahirkan banyak pemimpin di dunia.
Sepertinya, itulah cita-cita tentang Pola Ilmiah Pokok (PIP). Jujur, kita mesti mengakui bahwa salah satu kelemahan kita adalah keengganan untuk merawat hal hal baik (best practices) milik kita.
Istilah ganti pemimpin, ganti kebijakan adalah fakta pengurasan energi yang terus berulang. Nanti, kita sadar setelah segalanya telah jauh tertinggal. Dan, kebijakan tentang Pola Ilmiah Pokok adalah salah satu contohnya. Wallahu a’lam.
Penulis dalah akademisi Universitas Tadulako