Tahun Depan Bisa
Sumbang PAD Rp1 Miliar
PALU, PE- Kondisi ekonomi Indonesia yang sedang terpuruk, ternyata tidak berpengaruh terhadap kinerja PT Citra Nuansa Elok. Perusahaan pengelola Mal Tatura itu, justru tengah mempersiapkan pelunasan hutang senilai Rp5,8 miliar. Pelunasan itu lebih cepat dua tahun dari jadwal jatuh tempo tahun 2017.
“Insya Allah besok (hari ini,red) kami segera mengajukan permohonan pelunasan utangnya ke bank,” kata Direktur Utama PT Citra Nuansa Elok (PT CNE), Karman Karim SH kepada Palu Ekspres, Selasa 1 September.
PT CNE adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perdagangan, Sahamnya sebesar 98,64 persen adalah milik Pemerintah Kota Palu. Perusahaan ini berdiri sejak sembilan tahun lalu (September 2006), diprakarsai H Baso Lamakarate (almarhum), H Suardin Suebo SE, H Rusdy Mastura, dan H Mulhanan Tombolotutu. Sejak berdiri sembilan tahun lalu, aset perusahaan itu kini sekira Rp125 miliar.
“Pada awal Mal Tatura itu dibangun, banyak pro dan kontrak. Bahkan ada yang guyon dan menyatakan ‘potong tangan saya’ kalau Mal Tatura ini jadi. Lagi-lagi Alhamdulillah, berkat pertolongan Tuhan, Mal Tatura Palu bisa diselesaikan 100 persen,” ujar Karman mengenang.
Karman mengatakan, selama ini beban cicilan kredit yang harus dibayarkan PT CNE setiap bulannya mencapai Rp300 juta sudah termasuk bunga yang nilainya antara Rp70 hingga Rp100 juta. Dengan pelunasan itu kata Karman, maka CNE akan menghemat pembayaran bunga kurang lebih Rp2 miliar.
Dengan pelunasan itu kata Karman, praktis PT CNE bebas dari beban utang. Langkah perusahaan untuk mengembangkan usaha pun kata Karman akan semakin terbuka lebar. Saat ini katanya, setelah utang itu dilunasi, perusahaan tinggal mengeluarkan biaya pemeliharaan, biaya operasional dan biaya cadangan. “Insya Allah, tahun 2016 nanti, PT CNE akan bisa menyumbang PAD (pendapatan asli daerah) minimal Rp1 miliar,” kata Karman.
Karman mengakui, kondisi ekonomi Indonesia yang tengah lesu saat ini telah berakibat buruk pada sejumlah perusahaan. Bahkan, ada perusahaan yang sampai sakarat. Terutama perusahaan-perusahaan yang modal usahanya berasal dari pinjaman bank. “Tapi syukurlah CNE tidak seperti itu. Di tengah kondisi di mana perusahaan banyak yang mengajukan restart untuk peninjauan kembali cicilan pinjamannya, kita justru mengajukan pelunasan utang. Semoga saja bank pemberi kredit tidak keberatan,” kata Karman.
Karman berharap pihak bank peminjaman menyetujui permohonan pelunasan utang tersebut. Karman menyadari pelunasan utang itu pasti akan dibebankan pembayaran denda yang besarnya antara 2,5 hingga lima persen. Namun, Karman berharap pihak bank membebaskan pembayaran denda tersebut. Alasannya, karena PT CNE adalah perusahaan milik masyarakat Kota Palu.
Sembilan tahun berjalan, PT CNE mengalami perkembangan signifikan. Aset perusahaan itu kini mencapai kurang lebih Rp125 miliar. Mengalami pertambahan kurang lebih Rp100 miliar bila dibandingkan aset awalnya yang hanya sekira Rp24 miliar. (rez)