SEORANG kawan bilang begini, kampus kita Universitas Tadulako (Untad) makin cakep, terasa beda zaman kita kuliah dulu. Apa yang beda tanya saya. Kawan itu mulai me-rewind sejumlah catatan ingatannya nun jauh diakhir tahun 1982 lampau, di Kampus Kaktus Tondo.
Begitu dulu kami menjulukinya, karena memang, hanya tanaman kaktus yang berani tumbuh.
Untad dizaman itu adalah belukar dan lahan kering nan gersang. Kawan yang aktivis mahasiswa itu mulai memutar rekaman masa lalunya.
Ia bilang, “masih ingat ketika kita kuliah dulu, seekor biawak masuk di ruang kuliah”. Kawan itu juga memaparkan sejumlah kegetiran masa lalu, karena zaman itu segalanya serba terbatas.
Memang, sejarah tak pernah berhenti bergerak. Gagasan dan pikiran melahirkan inovasi, melahirkan generasi intelektual dari waktu ke waktu. Hingga berakumulasi menjadi prestasi dan reputasi.
Universitas Tadulako kini tak lagi menjadi nama yang kadang sulit untuk diucapkan oleh kawan-kawan di luar Sulawesi sana. Biasanya mereka bertanya: Tandulako itu di mana yah? Kini segalanya berubah. Tadulako itu kini bertengger pada papan atas universitas ternama di negeri ini.
Palu Ekspres edisi 3 Maret 2017 pekan kemarin, menulis di halaman depan, Universitas Tadulako Masuk 50 Besar Perguruan Tinggi Terproduktif Publikasi Internasional. Informasi itu disampaikan Rektor Untad Prof. Dr. Muhammad Basir saat wisuda ke 86 pada 2 Maret 2017.
Capaian 50 besar terproduktif untuk publikasi internasional berdasarkan perengkingan yang terindeks dalam pangkalan data – dis-copus – versi Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan pada tahun 2016. Posisi 50 besar itu dideret dari 3.320 Perguruan Tinggi di Indonesia.
Begitu info tertulis di media ini. Tak hanya itu, universitas kebanggaan rakyat Sulawesi Tengah ini berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat dunia bernama 4International Colleges & Universities, populer dengan 4ICU, menempatkan Universitas Tadulako pada posisi 21 dari 463 perguruan tinggi yang dinilai. Lembaga pemeringkat lainnya, webometrics.org pada tahun 2017 ini menempatkan diposisi lebih atas, 18 dari 487 perguruan tinggi yang dinilai di Indonesia.