Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan Pelatihan Guru Utama di Kabupaten Poso. Pelatihan ini merupakan upaya dalam melestarikan bahasa Pamona yang mengalami kemunduran. Pelatihan ini juga merupakan upaya bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pelestarian bahasa daerah sebagai warisan bangsa.
Kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari pada tanggal 8—12 Mei 2023 berlokasi di Hotel Ancyra Kabupaten Poso. Kegiatan melibatkan Pemerintah Kabupaten Poso dalam hal ini dinas pendidikan dan kebudayaan. Pelatihan ini menghadirkan 62 orang peserta yang terdiri dari Guru SMP dan SD serta Budayawan Pegiat Bahasa Daerah yang berasal dari Pamona Selatan, Pamona Tenggara, Pamona Timur, Pamona Puselemba, Pamona Barat, Pamona Utara, Lage, Poso Kota Selatan, Poso Kota Utara, Poso Kota, Poso Pesisir, Poso Pesisir Selatan, dan Poso Pesisir Utara.
Baca juga : Balai Bahasa Sulteng Gelar Diseminasi Perlindungan Bahasa dan Sastra
Asisten Administrasi Umum Kabupaten Poso Ir. Yusak Mentara, MM, membuka secara langsung kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa bahasa daerah perlu dilestarikan, orang tua yang enggan berbahasa daerah menjadi salah satu faktor penyebab kemunduran bahasa daerah
“Jika tidak dilakukan revitalisasi bahasa daerah, bisa-bisa bahasa Pamona mengalami kepunahan,” ujar Yusak.
Selama kegiatan para peserta diberikan materi tentang dasar-dasar membaca dan menulis cerpen, puisi, mendongeng, tembang tradisi, pidato dan komedi tunggal berbahasa daerah. Keenam materi tersebut akan diajarkan kembali oleh peserta ToT ke sesama rekan guru dan murid di sekolah dan komunitas masing-masing.
Peserta sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, mereka menyimak dengan sungguh-sungguh setiap materi dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan, permainan, praktik dan tugas yang diberikan fasilitator.
Pelatihan ini menggabungkan praktik dan materi. Pemateri membimbing peserta baik secara individu maupun kelompok dan peserta juga sangat aktif dalam berinteraksi secara langsung dengan pemateri. Melalui kegiatan ini, bahasa Pamona diharapkan dapat tetap terjaga kelestariannya dengan memunculkan tunas-tunas baru penutur bahasa ibu yang mencintai bahasa daerahnya.