Industri Keuangan di Sulteng Terjaga Stabil, Aset Perbankan Tumbuh 4,8 Persen di Desember 2023

  • Whatsapp
Aset Perbankan di Sulteng Tercatat Rp73,58 Triliun di September 2024, Tumbuh 18,39 Persen
Kepala OJK Provinsi Sulteng, Triyono Rahardjo. Foto: Dok

Palu, PaluEkspres.com – Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (KOJK Sulteng) menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah sampai Desember 2023 tetap terjaga stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.

Kepala OJK Provinsi Sulteng Triyono Rahardjo mengatakan, perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal di Sulawesi Tengah tumbuh positif seiring kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.

Bacaan Lainnya

Hal itu tergambar pada asset dan kredit perbankan di periode Desember 2023, mengalami pertumbuhan positif secara year-on-year dengan posisi aset perbankan tercatat sebesar Rp64,66 triliun. Pada periode yang sama di tahun 2023, asset perbankan tercatat Rp61,69 triliun  atau tumbuh 4,81 persen yoy.

“Sedangkan penyaluran kredit tercatat sebesar Rp48,58 triliun  atau tumbuh 14,36 persen secara year on year (yoy),” kata kepala OJK Sulteng melalui siaran pers yang diterima media ini, Rabu (31/1/2024).

Namun menurutnya, ada satu indikator yang terjadi penurunan yaitu penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Pada periode Desember 2022, DPK tercatat sebesar Rp32,69 triliun sementara periode yang sama di tahun 2023, DPK sbeesar Rp31,69 triliun atau turun 3,06 persen secara yoy.

Kinerja intermediasi perbankan terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 153,49 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman dengan non-performing loan 1,75 persen.

Kinerja perbankan syariah juga mengalami peningkatan.  Nilai aset pada periode Desember 2022 tercatat sebesar Rp2,67 triliun, sedangkan pada periode yang sama pada 2023 sebesar Rp3,06 triliun atau meningkat  14,61 persen yoy.

Pembiayaan syariah masih menunjukkan tren positif tumbuh sebesar 12,92 persen yoy menjadi Rp2,71 triliun dari tahun sebelumnya di periode yang sama yang hanya mencapai Rp2,4 triliun.

OJK juga terus mendorong masyarakat untuk tidak hanya memanfaatkan pembiayaan syariah namun juga memanfaatkan produk simpanan bank syariah agar dana pihak ketiga perbankan syariah dapat bertumbuh lebih optimal. (bid/paluekspres)

Pos terkait