Jakarta, PaluEkspres.com – “Terimakasih nasi gratisnya pak. Sorry kalau tahu dan sayurnya tidak saya makan, karena saya tidak begitu suka. Besok makanannya yang lebih enak ya pak,” tulis tangan seorang siswa di secarik kertas.
Ada juga kertas lain bertuliskan, “Dari Anak SD 7 Subagan, terima kasih atas makanan gratisnya, semoga besok ada sosis, susu sama sambal.”
Masih ada beberapa sobekan kertas serupa ditemukan terselip di tempat makan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 7 Subagan dan MTsN Karang Asem, Bali, Jumat (17/1/2025).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi hadir langsung di sana untuk mengevaluasi pelaksanaan MBG yang baru berjalan dua pekan ini.
Berbagai masukan ditampungnya sebagai bahan evaluasi, tak terkecuali keinginan langsung dari para siswa. Pemerintah siap menerima semua masukan, sekalipun hanya disampaikan melalui secarik kertas.
“Ya tadi anak-anak ada yang menulis surat, mengucapkan terima kasih kepada Pak Presiden,” ujar Menteri PPPA.
Dalam kesempatan bertemu langsung dengan para siswa di Bali, Menteri PPPA memang menyempatkan diri bertanya langsung tentang menu yang disiapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Karangasem.
Terutama masih banyaknya siswa yang tidak menghabiskan makanannya, karena mereka tidak suka makan sayur. Menteri langsung menjelaskan tentang pentingnya gizi lengkap dari menu yang disiapkan dalam Program MBG. Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak, ia menjelaskan kenapa anak-anak harus makan sayur.
“Penting lho makan sayur, karena sayuran itu mengandung zat yang sangat dibutuhkan tubuh kita, supaya nanti sudah besar jadi generasi emas,” katanya.
MBG Dibutuhkan Untuk Menutupi Masalah Malnutrisi Pada Anak Indonesia
Kementerian PPPA bersama Wahana Visi Indonesia pernah melakukan penelitian tentang malnutrisi pada anak-anak Indonesia dalam kurun waktu Desember 2023 hingga Juni 2024.
Dari penelitian yang melibatkan 6.969 anak di 34 provinsi itu, terungkap fakta 44% anak Indonesia tidak makan malam, 32% tidak sarapan sebelum sekolah, dan 18% pernah merasa lapar, karena kehabisan makanan di rumah.
“Hasil penelitian ini menggambarkan betapa dibutuhkannya program MBG untuk membangun kehidupan anak Indonesia. Anak Indonesia yang sehatdan cerdas tentunya akan mengantarkan mereka memiliki masa depan yang lebih baik. Inilah bentuk cinta Bapak Presiden kepada anak-anak Indonesia,” kata Menteri PPPA.